Who Is This Girl ?

278 14 1
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Seorang jejaka tampan bertubuh tinggi dan tegap sedang membaca buku sendirian di bawah pohon yang berdaun jingga kecoklatan. Ada juga sebahagian warna coklat kekuningan. Memandangkan musim luruh sudah tiba, jadinya, daun-daun sudah bertukar warna dan dedaunan berselerakan di atas jalan, menutupi rerumputan halus yang menghijau.

Wajah tampan itu kelihatan tenang membaca bersama earphone di lubang telinganya. Di sebelah kanan, terdapat satu tas ransel berbahan kulit berwarna coklat pekat. Kadangkala, angin dingin yang deras membuatkan helaian rambut hitam nya sedikit berantakan tetapi dia baik-baik sahaja dengan itu.

" Honey ! "

Jeritan tersebut membuatkan perhatian Gillbert teralih dari buku. Apabila melihat tubuh mungil itu tengah menuju ke arahnya sambil melambaikan tangan, cepat-cepat dia mencapai snow cap dan memakaikannya di kepala.

Pemuda manis yang memakai trench coat hitam paras buku lali bersama pantofel high heels itu sedikit berlari ke arah sang dominan. Di bahu kanannya tergalas tas ransel warna biru tua.

Flavio terus mendudukkan dirinya di sebelah Gillbert. Dia tersenyum manis melihat wajah tampan tersebut.

" Dah lama ke tunggu ? " tanya Flavio dengan kening terangkat tinggi.

" Tidak lama sangat. Seperti sepuluh minit lepas ? " Gillbert kembali bertanya. Dia memasukkan bukunya ke dalam tas ransel nya.

" Oh.. "

Tangan kecil itu menghulurkan satu bungkusan minum yang berisi americano dekat jejaka tersebut manakala dirinya hanya milk shake banane.

" Thank you, boo " ucap Gillbert sambil mengusap pipi tembam Flavio yang memerah.

Senyuman manis terukir di bibir merah bak delima milik pemuda mungil itu. Semburat merah jambu menghiasi kedua-dua pipi tembam. Tersipu malu dengan perkataan sederhana yang dilemparkan oleh sang dominan.

" Bagaimana dengan kelas tadi ? Apakah berjalan dengan lancar ? " tanya jejaka tampan tersebut, tenang. Dia menghirup sedikit americano untuk membasahkan kerongkong yang kering kerana membaca tanpa henti sedari tadi.

" Iya. Baik sahaja " jawab Flavio, ringkas. Dia menggaru tengkuknya, mahu menghilangkan perasaan malu yang bersarang di dalam jiwanya. Degupan jantung mulai menggila ketika matanya bertatapan dengan manik jernih hitam langit malam tersebut.

Perlahan-lahan, trench coat yang membaluti tubuhnya, dilorotkan, dibuka lalu diletakkan dekat pangkuannya, hanya meninggalkan baju turtleneck berwarna putih yang mengikuti lekuk tubuh badannya. Jari-jemari sedikit mengelus helaian rambut, membetulkannya daripada terpaan angin.

[ BL ] LOVE FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang