The End

313 13 1
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Sepasang mata yang tertutup rapat, kembali terangkat dalam tempoh yang lambat, menampakkan manik coklat gelap yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang mata yang tertutup rapat, kembali terangkat dalam tempoh yang lambat, menampakkan manik coklat gelap yang indah.

Pemuda manis tersebut bangun daripada pembaringannya sambil meringis kecil apabila merasakan kesakitan yang mencucuk hingga ke tulang di seluruh tubuhnya.

Kepala berambut helaian hitam itu tertoleh ke kiri dan ke kanan, memerhatikan sekeliling yang gelap-gelita membuatkannya dilanda kebingungan yang maha besar.

Dia di mana ini ?

Apakah dia sudah di neraka ?

Perlahan-perlahan, Flavio bangun daripada terus-terusan duduk di atas tanah yang basah. Tubuh kurusnya yang dibaluti oleh tuksedo berwarna hitam bersama bow tie di kerah kemeja krim di bahagian dalaman ; sedikit dikibas-kibas supaya kotoran pergi walaupun dia tidak melihat apa-apa kotoran memandangkan tuksedo tersebut berwarna hitam.

Flavio berjalan dengan lambat, memerhatikan suasana sekeliling yang gelap-gelita dan sunyi sepi. Tiada lampu mahupun manusia-manusia yang berkeliaran. Membuatkannya menjadi keliru. Apakah dia sudah berada di neraka sekarang ini ?

Tetapi, bukankah neraka dinyatakan mempunyai hawa yang sangat-sangat panas ? Tapi, kenapa waktu sekarang ini, dia hanya merasakan kedinginan yang mencengkam hingga membuatkan seluruh tubuhnya menggigil ?

Angin dingin bertiup dengan kencang, menciptakan bunyi gemerisik antara dedaunan dan dahan pohon yang saling bergeselan antara satu sama lain. Kelopak bunga yang tumbuh mekar di dalam kegelapan, mulai gugur dan menutupi permaidani bumi apabila disapa oleh siulan angin yang menenangkan.

Walaupun tidak menjumpai secebis cahaya tetapi Flavio tetap berjalan ke hadapan tanpa mempunyai hala tuju. Dia tidak tahu apa yang berlaku kepadanya nanti tetapi dia sudah bersedia menghadapinya sendirian.

Tiba-tiba, ada secebis cahaya dari atas membuatkan Flavio berhenti berjalan. Dia mula mendongakkan kepalanya ke atas, mencuba untuk mencari sumber cahaya tersebut.

Rupa-rupanya, cahaya kekuningan tersebut datang daripada bulan purnama yang indah. Awan-awan gelap yang menutupi kecantikan bulan itu mula bergerak-gerak, memberikan seluruh kebebasan kepada dewi bulan untuk memberikan cahayanya.

Pemuda manis tersebut terpegun melihat keindahan langit.

Bulan purnama sangat mekar dan sempurna, ditemani oleh jutaan bintang yang berkelip-kelip indah dari kejauhan bersama gumpalan-gumpalan kapas berwarna abu-abu biru gelap yang beratur secara berderetan di dada langit. Ada juga lampu kapal terbang berwarna merah dan biru yang sedang terbang di sana, jauh mata memandang.

Apabila sudah puas menikmati keindahan langit, Flavio kembali memandang ke hadapan dengan ekpresi kebingungan.

Dia bukanlah di neraka melainkan di bawah langit malam yang indah ?

[ BL ] LOVE FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang