Longing

116 9 0
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Pemuda manis tersebut membungkukkan separuh badannya sambil menopang kedua lututnya dengan tapak tangannya. Bibir semerah delima mengukirkan senyuman manis apabila melihat sang puteri sedang berdiri di hadapannya dengan gaun berwarna putih dihiasi oleh pearl lace yang indah.

" Beautiful, papa ? " tanya Hannie dengan senyuman manis di bibirnya, menunjukkan gigi-gigi susunya yang bersaiz kecil.

Flavio tertawa ringan mendengar pertanyaan tersebut. Dia mencubit pipi tembam kemerahan milik Hannie dengan gemas.

" Yea. You so gorgeous, baby. " pujinya sambil mengucup pipi Hannie.

Hannie ketawa, gembira apabila dipuji sebegitu.

" Makeup ? " tanya Flavio sambil menghulurkan gincu berwarna peach, menunjukkan alat solekan kepada sang bayi yang kelihatan kebingungan.

Hannie mengelip-ngelipkan mata, mencuba memproses satu perkataan yang diucapkan oleh sang papa. Dia memandang gincu di tangan papa dengan dahi yang berkerut-kerut.

" What ? " tanya Hannie.

" Tidak tahu apa ini ? " tanya Flavio sambil memutar-mutar gincu di hadapan muka Hannie.

Hannie menggelengkan kepalanya sambil memintal-mintal hujung gaun putih yang singkat separas lututnya.

" Ini adalah alat solek yang bernama gincu. In Inggeris is makeup.. and this is lipstick.. Ini perlu diletakkan dekat bibir. Seperti ini.. "

Flavio mencalit gincu di kedua belah bibirnya lalu mengemam kecil, meratakan gincu yang berada di permukaan bibirnya lalu dia menyebut muah dengan senyuman manis di bibirnya.

" Ini kegunaan lipstick. Are you understand, baby ? " tanya Flavio sambil mengjungkitkan keningnya.

Hannie mengangguk dengan laju.

" Wanna try ? " tanya Flavio, mendekatkan gincu dekat bibir tipis milik sang puteri.

Hannie cepat-cepat menggelengkan kepalanya, berundur beberapa tapak ke belakang sambil menggoyang-goyangkan tangannya dengan wajah yang mencebik.

" No. No. I don't want. " kata Hannie.

" Tidak menyukai makeup ? " tanya Flavio sambil memasukkan gincu tersebut ke dalam tas tangannya yang berada di bahunya.

Hannie mengjungkitkan kedua bahunya dengan sengihan gergasi di bibirnya.

" I will wear makeup when I'm teenagers ! " ucap Hannie dengan penuh kegembiraan. Sedikit melompat-lompat kecil membuatkan Flavio memuntahkan ketawa halus melihat sikap lucu sang anak.

[ BL ] LOVE FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang