Again

518 21 21
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

" What are you doing, honey ? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" What are you doing, honey ? "

Gillbert menoleh ke samping dan dia mengukirkan senyuman manis apabila melihat wajah sang tunangannya yang sedang duduk di sebelahnya.

Flavio memeluk bantal bentuk love di pangkuannya. Dia menyandarkan kepalanya di bahu milik sang dominan, mencuba untuk bermanja.

Jejaka tampan itu hanya ketawa kecil sahaja melihat tingkah Flavio membuatkannya gemas. Tangannya mencubit pipi tembam tersebut.

" Just doing some office work " katanya lalu kembali fokus dekat laptop yang berada di pangkuannya. Jari-jemarinya menekan keyboard laptop dengan wajah yang fokus.

Pemuda manis itu hanya mengangguk sahaja. Jari telunjuk bermain-main dekat hujung bantal. Kedua matanya dipejam rapat sambil membetulkan posisi kepalanya di bahu Gillbert.

Gillbert mengusap ubun-ubun rambut Flavio, " Kenapa ni ? "

" Nothing.. just want to spoil with you "

Jejaka tampan itu meletakkan laptop di atas meja kopi. Dia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku untuk menghadap si sumbisif.

" Baby boo. "

Flavio memandang wajah tampan itu yang kelihatan sungguh pucat sekali. Tangannya naik, mengelus pipi tirus tersebut, " Kau pucat. Apakah ada yang sakit ? "

Gillbert menggeleng, " Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu "

" Okay ? What's that ? "

Tangan lebar dan besar itu turun, mengusap kedua lengan Flavio dengan helaan nafas panjang. Sedikit berat untuk meluahkan sesuatu yang berada di dalam kepala otaknya.

" Jika suatu hari nanti, aku meninggalkan kau selama-lamanya, aku mahu kau jangan menangis. Apakah boleh ? "

" Apa yang kau katakan ini ? Kau mahu meninggalkan aku sendirian ? "

" Tidak, sayang.. Aku hanya.. "

" Kita masih belum bernikah. Kita sudah berjanji mahu mengambil anak angkat untuk menemani ku ketika kau sedang di luar kota. Tapi sekarang ini ? Kau ingin mengingkari kata-kata mu itu ?! "

Gillbert terdiam. Dia menundukkan kepalanya. Tangannya yang memegang lengan si sumbisif, perlahan jatuh terhempas di pangkuan Flavio. Entah mengapa, dia merasakan bahwa jiwanya kosong. Hampa dipenuhi oleh kelabu yang tidak jelas.

" Boo, boleh ambilkan aku segelas air ? " tanya Gillbert dengan nada yang rendah. Jari-jemarinya bermain-main di paha Flavio, mengukir sesuatu yang abstrak. Saat itu, kepalanya terasa sungguh sakit sekali seperti ada petir yang menyambar membuatkan dia mengerang perlahan. Berusaha untuk memendam kesakitan ini daripada pengetahuan pemuda manis itu.

[ BL ] LOVE FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang