11. Babak Belur

232 12 0
                                        

CEKLEK!

Pemandangan yang Raka dapati setibanya di rumah ialah sang Ayah yang sedang berkutat pada layar laptopnya meskipun terlihat matanya sudah memerah. Mungkin Raka mengabaikannya akan tetapi Seno tidak bisa mengabaikan putra semata wayangnya yang ia besarkan seorang diri semenjak perceraiannya dengan istrinya dahulu kala.

"Berhenti, Raka!"

Suara Seno terdengar sangat serius membuat langkah Raka terhenti karena panggilannya. Seno menyimpan laptop dan melepas kacamatanya.

"Ada apa lagi dengan wajahmu itu?"

"Hhhhh." Helaan nafas Raka mendengar pertanyaan Seno.

"Tidak mau jawab Ayah?"

"Gak!"

Lengannya di tahan oleh Seno saat Raka hendak pergi sebelum menjawab pertanyaannya.

"Bisa gak Ayah jangan tanya apapun sama Raka?"

"Ayah berhak bertanya kepada Raka dan mendapat jawabannya."

"Bukan urusan Ayah." Ketus Raka.

Raka pun pergi begitu saja namun lagi dan lagi langkahnya terhenti karena perkataan Seno.

"Kamu sedang dalam masa skors, diam di rumah jangan pergi kemana pun."

"Ay-"

"Tidak ada penolakan!" Tegas Seno.

Sialan. -batinnya.

Seno mengambil keputusan dengan tegas karena ia sudah sering melihat Raka mengalami luka di wajahnya akhir-akhir ini. Seno hanya mencemaskan Raka.

AYAH || THE BOYZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang