Syukurlah Seno sudah bisa pulang setelah menjalani rawat inap selama dua minggu lamanya. Selama rawat inap, Raka dan Denis selalu bergantian menjaganya. Raka masih saja merasa canggung dengan usahnya untuk mendekati sang Ayah. Seno bisa terluka di perutnya karena mendapati tusukan pisau selagi ia berkelahi melawan geng motor NN untuk bisa menerobos masuk ke dalam gedung.
"Buburnya, kalau gak enak jangan di makan." Ujar Raka.
"Apa ini Raka yang buat?"
"Bukan, Denis."
Ayah tahu ini kamu yang buat, Raka. -batin Seno tersenyum.
Memang, Raka lah yang membuat bubur itu hanya saja ia gengsi memberi tahu Ayahnya.
"Raka."
"Ayah."
"Silahkan, nak."
"Ayah duluan aja."
"Baik kalau begitu."
Sebelum berbicara, Seno menarik nafasnya terlebih dahulu karena mungkin akan membutuhkan rasa tenang untuk menceritakan semuanya.
"Karena usia kamu sudah perlu untuk mengetahui semuanya, Ayah akan ceritakan bagaimana Ayah dan Bunda berpisah. Apa Raka akan mendengarkan, Ayah?"
Raka menjawab Seno dengan anggukan kecil.
"Baiklah, saat itu kami mengetahui bahwa Ibumu sedang mengandungmu. Fakta yang membuat Ayah sangat marah yaitu Ibumu tidak menginginkan seorang anak dan berusaha untuk mengaborsi janinnya. Dan suatu ketika usaha Ayah sedang merosot, Ayah memergoki Ibumu bersama pria lain padahal ia tahu bahwa ia sedang mengandung. Ayah berusaha untuk memberi Ibumj kesempatan tetapi setelah kamu lahir dan bertumbuh menjadi anak laki-laki lucu, Ibumu kembali mengulangi kesalahan yang sama. Ia berselingkuh dengan pria lain yang katanya lebih kaya dari Ayah. Ayah sudah tidak bisa menerima sikapnya yang sudah melewati batas, saat kami bertengkar hebat, Ibumu berkata ia lebih memilih pria itu di banding harus bersama Ayah dan harus merawatmu, mungkin dari sana kamu melihat Ayah menampar Ibumu dan mengucapkan kata perpisahan pun membuatmu salah paham atas semua yang kamu lihat."
Ayah... -batin Raka sakit mendengar cerita yang sebenarnya.
Seno melihat Raka yang tertunduk menutupi wajahnya yang sedang menangis. Perlahan, Seno membawanya ke dalam pelukannya. Di peluknya putra kesayangannya itu dan akhirnya air mata Raka pun tumpah dalam pelukan sang Ayah. Tak hentinya Raka mengucapkan kata maaf kepadanya.
"Maaf, Ayah."
"Raka gak seharusnya benci sama Ayah, maaf."
"Bener apa kata Denis, harusnya Raka dengarkan Ayah dulu sebelum Raka membenci Ayah, maaf."
"Sutt, sudah. Ayah mengerti karena mungkin saja jika Ayah berada di posisimu Ayah akan salah paham sepertimu." Seno menghapus air mata Raka dengan lembut.
"Raka udah keterlaluan sama Ayah."
"Hey, jangan berbicara seperti itu. Tetapi bolehkah Ayah bertanya?"
"Apa itu, Ayah?"
"Mengapa kamu memutuskan untuk kembali ke rumah saat kamu sudah pergi untuk tinggal bersama Ibumu?"
Dengan perlahan Raka menceritakan semua yang terjadi kepada Seno. Sungguh, Seno mendengar cerita itu sangat sakit mengetahui anaknya di tekan untuk menghasilkan uang di usianya yang masih sangat muda.
"Dari sana Raka berpikir mungkin ada sesuatu yang Raka gak ketahui kebenarannya tentang semua ini. Dan mungkin aja perlakuan Ayah sama Ibu dulu itu benar. Ternyata memang Bunda lah yang udah sakiti Ayah."

KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH || THE BOYZ
Romansa[COMPLETED] Perjuangan ayah membesarkan anaknya seorang diri, hubungan mereka tidak begitu baik karena adanya kesalahpahaman. Suatu hari seseorang masuk dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Akankah hubungan antara ayah dan anak menjadi baik?