Semakin hari, semakin dekat Seno dan Kintan. Interaksinya semakin banyak, mereka sering mengobrol di temani oleh secangkir teh dan kopi seperti biasanya.
"Ayah, boleh kita mengobrol?" Denis bertanya.
"Ayo sini, nak."
Kedua putranya pun duduk di dekatnya.
"Kita gak akan basa-basi. Jadi, Ayah suka sama tante Kintan?" Ceplos Raka.
"Jangan membohongi hati Ayah. Jujur saja pada hati Ayah dan pada kami. Mungkim Denis tidak mempunyai hak untuk bisa berbicara seperti ini kepada Ayah. Tapi, Denis ingin melihat Ayah bahagia dan waktunya sudah datang."
"Jangan pikirin, Raka. Jawaban Raka udah pasti setuju. Raka bisa tahu tante Kintan itu orang yang baik. Tante Kintan bisa merawat dan mencintai Ayah dengan tulus. Raka ingin Ayah berhenti mikirin Raka ataupun Denis. Pikirin juga diri Ayah sendiri." Pinta Raka.
Tanpa menjawab pertanyaan dari kedua anak laki-lakinya, Seno merangkul keduanya, ia peluk mereka dengan erat. Seno sangat menyayangi Raka, begitupun Denis. Tidak ada perasaan yang berat sebelah, Seno menyayangi keduanya.
--
Denis meminta Kintan untuk segera menemuinya, ia meminta tolong karena dirinya sedang dalam masalah besar dan tidak ada siapa-siapa yang harus ia hubungi dengan alasan Seno sedang bekerja dan tidak bisa di ganggu. Begitu pun Raka yang meminta Seno untuk menemuinya karena ia mendapat masalah besar, entah masalah apa itu.
"Raka!"
"Denis!"
Suara pria dan wanita yang sedang mencari seseorang terdengar sangat jelas. Hingga mereka tak sadar berada di tempat yang sama.
Raka dan Denis sebenarnya berbohong. Mereka berdua merencanakan pertemuan sang Ayah dan wanita tersebut.
Di tempat yang sangat indah, di sebuah pantai. Lilin-lilin memutari meja sangatlah cantik dilihat. Dan sebuah kotak cincin tersimpan di meja tersebut.
Anak-anak. -batin Seno yang langsung memahami situasinya.
"Seno."
"Kintan."
"In–" Ucapan Kintan terhenti mencoba memahami situasinya.
"Maafkan anak-anak saya."
"Ah, saya mengerti."
"Kalau begitu, kenapa kita tidak duduk saja?"
"Boleh."
Dengan sikap gentlenya, Seno menarik kursi untuk diduduki oleh Kintan. Makanan langsung datang dan keduanya fokus menyantap lahap. Sehabisnya makanan, keduanya pun mengobrol bersama seraya melihat ombak tenang pantai di malam hari.
Seno melirik kotak cincin yang berada tepat di sebelahnya.
"Kintan."
"Ya?"
Tangan yang memiliki jari-jari sangat lentik itu di bawa untuk berdiri. Saat itu juga, Seno berlutut dan menyatakan perasaannya.
"Saya tahu mungkin ini terlalu singkat dan sangat mendadak. Tetapi Kintan, ijinkan saya untuk menjadi pendamping hidupmu, menemanimu sampai tua nanti. Apakah kamu ingin menikah dengan saya dan menjadi Ibu bagi kedua anak saya?"
"Mungkin memang tuhan mengirimmu untuk menemani hidupku. Sama sepertimu, saya akan menemani hidupmu sampai tua dan menjadi Ibu yang baik untuk Raka pun Denis. Saya mau menikah denganmu."
Cincin pun di pasang oleh Seno di jari manisnya. Keduanya tampak malu-malu saat ini. Namun, perasaan canggun tersebut berhasil di cairkan oleh Raka dan Denis yang sangat heboh datang entah dari mana.
"Yayyyyyy, kalau gitu tante resmi jadi Ibu Raka sekarang!"
"Belum dong, Raka. Harus sah dulu!" Cletuk Denis.
"Oh iya, jadi kapan kalian nikah?"
"Raka, kamu itu." Omel Seno yang membuat semuanya tertawa bahagia malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH || THE BOYZ
Romance[COMPLETED] Perjuangan ayah membesarkan anaknya seorang diri, hubungan mereka tidak begitu baik karena adanya kesalahpahaman. Suatu hari seseorang masuk dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Akankah hubungan antara ayah dan anak menjadi baik?