12. Day2

206 10 0
                                        

Seno tidak pergi bekerja hari ini, ia memantau Raka di rumah. Raka pun tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya mengurung dirinya di kamar.

TOK TOK TOK!

"Raka makan dulu."

Tidak ada jawaban dari dalam kamarnya.

"Ayah masuk, ya."

CEKLEK!

Seno pun masuk ke dalam kamar putranya dengan hati-hati. Ia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, rupanya Raka sedang mandi.

DRRT DRRT..

Ponsel Raka bergetar terdengar oleh sanga Ayah. Dilihatnya notif pesan di layar ponselnya.

"Bagas kena tusuk salah satu anggota geng motor NN. Gue rasa mereka gak main-main buat ganggu kita."

DEG!

Raka ikut geng motor? -batin Seno terkejut.

Tak lama Raka pun keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, ia melihat Seno berdiri tegap di hadapannya.

"Ayah ingin bicara sama Raka."

"Apa benar kamu ikut geng motor, Raka?"

Raka yang sedang menyisir rambutnya pun terhenti sejenak mendengar pertanyaan sang Ayah.

"Jangan menyangkal, Ayah baca pesan dari temanmu."

Seno memberikan ponsel Raka kepadanya.

"Bukan urusan Ayah."

"Sejak kapan?"

"Raka bilang ini bukan urusan Ayah."

"Kamu anak Ayah jelas ini urusan Ayah. Kenapa kamu membahayakan diri kamu sendiri dengan ikut geng motor seperti itu? Pergaulan kamu sudah melewati batas, Raka!"

"STOP, AYAH! Ayah ingin tahu alasan Raka jadi anggota geng motor? Karena dengan menjadi bagian dari mereka Raka bisa merasakan hangatnya sebuah keluarga. Apa tadi? Ayah bilang pergaulan Raka melewati batas? Apa Ayah lihat Raka minum-minum? Ayah lihat Raka pakai narkoba? Ayah lihat Raka membunuh orang? Engga kan? Pergaulan Raka masih dalam batas wajar."

Seno terdiam mendengar fakta bahwa anaknya tidak mendapatkan kehangatan dalam rumah, air matanya menetes.

AYAH || THE BOYZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang