TING NONG!
Bel rumah berbunyi, di bukanya pintu itu oleh sang pemilik. Seorang wanita memberikan beberapa makanan khas Jawa Tengah sebagai tanda perkenalan karena ia baru saja pindah tepat di rumah depan kediaman Seno.
"Ah maaf, saya mengganggu waktunya. Saya Kintan, baru semalam pindah dan belum sempat menyapa. Ini ada sedikit makanan untuk bapak dan keluarga." Sapanya sopan.
"Eh, Raka. Diam disini. Lihat itu." Ujar Denis.
Raka pun melihat ke arah pintu dimana Seno sedang berbincang dengan wanita yang baru saja pindah tersebut. Saat Seno kembali masuk, keduanya menatapnya dengan tajam.
"Ada apa, anak-anak?"
"Ayah."
"Paman."
"Eh lo bukannya udah setuju buat manggil Ayah?"
"Oh iya, oke."
"Yaudah."
"Paman."
"Ayah."
"Heh, Raka. Kenapa kamu memanggil Ayah dengan sebuatan paman?"
"Eh oh iya, gue gak sadar. Lo sih ah!"
"Ayah!" Akhirnya kedua remaja laki-laki itu memanggil Seno dengan sebutan Ayah secara bersamaan. Rupanya Raka dan Seno meminta Denis untuk memanggilnya 'Ayah' dan berhenti memanggil 'Paman'.
"Ada apa, kenapa kalian ini hahaha." Tawa renyah Seno.
"Dsri siapa tuh?" Tanya Raka ketus.
"Sepertinya sih dari seorang wanita." Bisik Denis.
"Iya kah, Ayah? Kalau gitu, siapa wanita itu?"
"Tetangga baru kita."
"Oh tetangga baru." Seru keduanya.
"Tetangga barunya cantik kan, Ayah?" Ledek Raka.
"Cantik dong, Raka. Buktinya Ayah senyum lebar sekali tuh."
"Kalian ini, ya cantik karena memang wanita, kan? Denis, kamu sejak kapan jadi kompak seperti ini sama Raka?"
"Kita kan saudara, harus kompak!"
"Betul." Jawab Raka.
"Ah sudah, kalian ini bercanda terus. Ayah mau ke restaurant. Kalian ikut?"
"Sut, ikut gak lo?" Tanya Raka.
"Ayah, Denis mau belajar soalnya besok ada ulangan harian."
"Kalau Raka, mau jalan sama pacar. Memangnya Ayah, jomblo."
"Raka."
"Hah?"
"Kalau ngomong memang benar." -Denis.
"Hahahahahah." Keduanya tertawa. Sungguh, ini pemandangan yang sangat tidak di percayai karena mereka berdua menjadi sangat akrab dan kompak seperti ini. Waktu memang mengubah segalanya.
"Iya iya, yasudah kalau begitu. Ayah ke restaurant dulu. Denis belajar yang benar, Raka pacarannya jaga diri jangan melewati batas! Kapan-kapan ajak calon menantu Ayah makan malam di rumah."
Kini giliran Raka yang di jahili oleh Seno. Tetapi ajakan Seno memang serius untuk mengajak Gladis makan malam bersama.
---
Di sekolah, kemana-mana kini mereka selalu bertiga. Denis pasrah saja menjadi kambing conge dari sang adik dan temannya itu.
"Apa? Lo berdua yakin mau jodohin bokap lo sama tetangga baru kalian? Kan belum tahu dia orangnya kaya gimana."
"Kalau gue lihat sih baik, tiap gue lewat aja selalu nyapa. Selalu kirim makanan juga ke rumah." -Raka.
"Betul." -Denis.
"Ya, tapi kan-"
"Orangnya juga lembut, gue pernah sama Denis kelaperan dan Ayah belum balik dari restaurant. Gue berdua cari makan keluar, ketemu tante Kintan malah di bawa ke rumahnya buat makan. Katanya kalau lapar ke rumah tante aja."
"Betul." -Denis.
"Kak, lo jangan betal betul mulu!" -Gladis.
"Yaudah deh kalau emang lo berdua yakin karena emang cuma lo berdua yang tahu mana yang terbaik buat beliau."
"Adik ipar, Ayah sudah menanyakan terus. Kapan ke rumah? Makan malam bersama katanya." -Denis.
OHOK OHOK!
Gladis tersedak minumannya sendiri mendengar ucapan Denis.
"Lah kamu belum di ajak oleh Raka? Padahal Ayah su- dwh mnyrwh aka mngjwkmwu." (Sudah menyuruh Raka mengajakmu) Mulut Denis di tutup langsung oleh Raka.
Tatapan Gladis pun berubah tajam kepada Raka.
"Anu, maaf. Saya permisi, harus belajar. Silahkan lanjutkan." Denis tidak ingin okut campur urusan romansa adiknya.
"Ayah mertua ngundang gue tapi lo gak bilang ke gue, apa bener gitu?" Tatapan Gladis tajam kepada Raka. Raka menciut dibuatnya.
"Gu-gue kira Ayah cuma bercanda."
BRAK!
"Eh lo mau kemana?"
Gladis beranjak pergi begitu saja meninggalkan Raka.
"Mau ke kelas, nyari baju di online buat makan malam sama calon Ayah mertua." Teriaknya yang mendapat perhatian banyak orang di kantin.
Wajah Raka memerah seperti tomat. Raka ini memang mudah sekali dibuat salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH || THE BOYZ
Romansa[COMPLETED] Perjuangan ayah membesarkan anaknya seorang diri, hubungan mereka tidak begitu baik karena adanya kesalahpahaman. Suatu hari seseorang masuk dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Akankah hubungan antara ayah dan anak menjadi baik?