49. Her

100 3 0
                                    

TIN TIN!

Setelah membunyikan klakson mobilnya, Seno turun dari mobil miliknta dan menghampiri seorang wanita yang tengah kesulitan membawa barang belanjaannya.

"Biar saya bantu."

"Ah, pak Seno. Tidak, saya bisa sendiri kok."

"Sudah, mari masuk mobil saya."

Wanita itu ialah Kintan, tetangga barunya. Karena kebetulan Seni melihatnya, ia pun menyuruhnya untuk pulang bersamanya.

"Aduh, saya jadi ngerepotin."

"Tidak, saya senang bisa membantu."

"Terima kasih, pak Seno."

"Sepertinya panggil saya Seno saja. Kelihatannya kita seusia."

"Tapi saya tidak merasa en-"

"Kintan?"

"Baiklah, Seno."

"Ya sudah, saya permisi."

Kintan pun mengangguk sambil tersenyum kepada Seno. Hanya beberapa langkah saja, Seno tiba di rumahnya. Seno langsung saja memeriksa keadaan kedua anak laki-lakinya di kamarnya masing-masing. Namun, mereka tidak ada disana. Tiba-tiba suara berisik terdengar dari bawah sana.

"Ada apa, berisik sekali? Habis dari mana saja?"

"Habis menemani yang sedang berkencan."

"Kencan kok di temani sih, Raka."

"Dia aja yang ngintil mulu."

"Ya sudah jangan ribut terus, Denis tidak mau punya pacar seperti Raka?"

"Gak jago mikat cewek dia mah."

"Memangnya kamu, buaya." Cletuk Ayahnya seraya terkekeh.

"Ayah!"

"Hahahaha." Seno dan Denis tertawa bersamaan.

"Ngomong-ngomong, Raka mau tanya sesuatu sama Ayah."

"Tanya saja, Raka."

"Ayah gak mau nikah lagi gitu?"

OHOK OHOK!

Seno tersedak kopi yang sedang ia minum.

"Tidak."

"Loh kenapa?" Tanya Denis.

"Ayah sudah punya kalian, buat apa Ayah menikah lagi? Kebahagiaan Ayah itu kan kalian."

"Ya maksudnya kan gak mungkin Ayah sendiri terus, pastinya Ayah juga butuh seseorang yang bisa rawat Ayah." Ujar Raka.

"Ada kalian yang merawat Ayah."

"IH AYAH!" Raka dan Denis sepertinya semakin hari semakin kompak saja.

"Jadi kapan kamu bawa calon menantu Ayah makan malam bersama?"

"Ngalihin pembicaraan, males." Raka beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Ayah pun saudaranya.

"Ayah benar tidak ingin menikah lagi?"

"Sudah, jangan pikirkan itu. Fokus saja dengan sekolah kalian."

"Hm, baiklah."

AYAH || THE BOYZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang