Chapter 7

196 17 1
                                    

MENDAPAT PUJIAN

🐻🐻🐻

Kania---ibunya Alana---baru saja bangun dari tidurnya. Ia menuruni tangga menuju lantai dasar, lebih tepatnya menuju daput untuk minum segelas air. Dari ambang pintu dapur, ia melihat Alana sedang memasak sesuatu.

Kania menoleh ke arah jam dinding dan mendapati waktu menunjukan pukul enam pagi. Tidak seperti biasanya Alana bangun pagi walaupun saat hari-hari ia sekolah.

Kania berjalan menuju dispenser sembari mengusap matanya dan sesekali menguap. Kania mengambil satu gelas kosong dan menuangkan air ke dalam gelas itu lalu meminumnya.

"Masak apa tuh?"

Alana menoleh dengan senyum manisnya. "Oh, ini, masak spageti."

"Gak minta masakin sama mpok?"

Alana menggeleng. "Alana kan juga jago masak."

"Oh ya, mama lupa, bawain kamu oleh-oleh dari Semarang. Selama dua hari di Semarang, mama fokus mengikuti rapat. Gak sempat jalan-jalan ataupun berkunjung ke toko oleh-oleh. Apa lagi ngajak brondong kenalan."

"Kasih tau papa nih..."

"Bercanda." Alana dan Kania tertawa bersama.

"Udah, gak apa-apa ma... yang penting mama kembali ke rumah dengan keadaan sehat dan selamat." Kania berjalan menuju meja makan dan duduk. "Mama mau spageti?"

"Kamu lupa? Kalau mama sukanya makan buah, sayur dan rebus-rebusan."

"Oops..." Alana menutup mulutnya dengan satu tangan. "Alana lupa."

"Itu spageti mau kamu bawah ke sekolah? Di jadiin bekal?"

Alana menggeleng. "Buat dibawa ke rumah temen."

"Lah? Kamu gak sekolah hari ini?"

"Enggak ma. Dari kemarin sampai besok. Guru lagi ngadain rapat akhir tahun. Jadi, kami diliburkan." Alana berbohong. "Duh, maafin gue tuhan..." Batin Alana, ia merasa bersalah.

"Kamu tuh ya, kurang-kurangin sedikit makan yang berminyak, mulailah makan makanan yang tidak mengandung minyak, contohnya rebus-rebusan." Kania memberi nasehat kepada Alana.

"Gak enak ma... gak ada rasa."

"Kan ada garam, penyedap rasanya."

"Ya, masih saja... menurut Alana gak enak." Alana cemberut.

"Kamu gak pengen punya body goals kek mama diumur tua nanti?"

"Pengen sih ma..."

"Ya makanya, kurang-kurangin makanan yang berminyak."

"Iya deh ma ya..." Alana menghelakan nafas. "Kapan-kapan Alana kurangin deh."

🐻🐻🐻

Entah karena waktu yang tepat atau sebuah ketidaksengajaan, mobil Alana dan mobil Amber sama-sama melewati pagar rumah Brian. Ya, keduanya secara tidak sengaja datang dalam waktu yang bersamaan. Alana dan Amber memakirkan mobil mereka bersampingan di halaman rumah Brian.

"Kok gue datang bisa barengan sama tante biduan ini sih? Males banget!" Batin Alana.

"Dia gak sekolah kah? Datang pagi-pagi ke rumah Brian." Batin Amber. "Apa dia putus sekolah karena gak punya biyaya? Kasihan..."

Alana dan Amber sama-sama keluar dari mobil dengan tangan yang juga sama-sama membawa kotak bekal. Dari tempat mereka berdiri, Alana dan Amber saling melempar tatap tajam. Seolah-olah sedang melempar umpatan antara satu sama lain. Setelah menghabiskan waktu sekitar lima menit saling tatap-tatapan, Alana dan Amber bergegas pergi meninggalkan mobil mereka masing-masing menuju pintu utama dan menekan bell.

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang