Chapter 38

29 4 0
                                    

KENALAN

🧸🧸🧸

Waktu menunjukan pukul enam pagi, tidak seperti biasanya, hari ini Alana sudah ada di sekolah. Ia duduk disalah satu meja kantin penjual nasi uduk ditemani Fara yang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sedari tadi, ia memandangi cincin berlian pemberian Brian tadi malam yang melingkar di jari manis tangan kirinya, sangat cantik.

"Cincin baru ya, ratu?" Tanya Fara.

"Iya, cantik gak?"

Fara mengangguk. "Iya cantik banget."

"Permisi kak." Seorang siswa laki-laki menghampiri Alana, membuat Alana menoleh begitu juga dengan Fara.

"Ada apa?" Tanya Alana dingin.

"Boleh minta nomor?"

"Gak, gue udah tunangan." Alana memperlihatkan cincin berliannya kepada siswa laki-laki itu.

"Kalau jadi adik angkat kakak boleh?"

Alana menggeleng. "Enggak!"

"Kalau jadi penyemangat kakak boleh?"

"Enggak! Enggak! Dan enggak!" Alana mulai emosi. "Udah sana lo, pergi! Sebelum gue tonjok pake cincin berlian ini!" Siswa laki-laki itu meringis ketakutan dan langsung berjalan cepat pergi dari hadapan Alana.

"Ratu, ini, tugasnya, udah gue kerjain." Fara menyerahkan buku pekerjaan rumah matematika milik Alana.

"Oke, makasih. Lo boleh balik ke kelas."

"Baik ratu." Fara beranjak dari duduknya, ia bergegas pergi menuju kelasnya, hari ini ia kebagian jadwal untuk piket kelas.

Alana melihat jam di ponselnya, ternya masih jam 06.10 WIB, ia harus menunggu 50 menit lagi untuk masuk kelas. Alana mengambil kotak bekal dari dalam tasnya dan membuka penutup kotak bekal itu. Alana mendapatkaan sandwich telur buatan Brian. Sandwich telur salah satu kesukaan Alana.

"Makasih calon suami!" Alana mencium aroma sandwich telur itu sebelum ia melakukan gigitan pertama. "Uhmmmm, enak bangettt!" Alana tampak sangat girang.

🧸🧸🧸

Tania---selaku wali kelas XII IPS 2---saat ini sedang memberikan pengumuman kepada semua murid di kelas terkait pelaksanaan ujian kelulusan. Semua murid tampak sedang fokus memperhatikan termasuk Alana. Mereka semua tidak ada yang mau tertinggal informasi sedikitpun. Karena hal itu akan membuat mereka rugi dan bisa saja akan membuat mereka tidak lulus.

"Masa kelas 12 kalian terhitung tinggal satu setengah bulan lagi. Di awal bulan Maret kalian akan mengikuti Ujian Praktek, diakhir bulan Maret kalian akan mengikuti Ujian sekolah dan ditengah bulan April kalian akan mengikuti Ujian Nasional. Dan di awal bulan Mei, penentuan kelulusan kalian. Apakah kalian akan lulus atau tidak." Semua murid mulai berbisik-bisik, karena padatnya jadwal yang akan mereka hadapi. Ada yang merasa takut, enjoy dan merasa pusing.

"Jadwal kalian sangat padat dan ujian yang akan kalian hadapi bukan cuma satu. Jadi, mulai dari sekarang, perisapkan diri kalian, belajar lebih digiatkan lagi, jangan malas, jalan lupa beribadah dan berusaha dengan diiringi doa. Tidak ada orang lain yang bisa menolong kalian selain diri kalian sendiri. Berhenti berbuat onar dan fokus sama ujian kalian. Bagi yang ingin kuliah setelah lulus silahkan ikut beasiswa unggulan yang sekolah sediakan buat kalian jika kalian ingin masuk perguruan tinggi jalur beasiswa. Persiapkan berkas-berkas apa saja yang diperlukan jangan sampai ada yang kurang. Masa depan kalian, kalian sendiri yang nentuin. Ingat itu, paham?" Lanjut Tiana.

"Paham bu..." Jawab semua murid dengan serentak.

"Eh, Al." Nia mengikut pelan lengan Alana.

"Apa?"

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang