Chapter 8

164 19 0
                                    

SAKIT

🐻🐻🐻

Hari ini adalah hari terakhir Alana menjalani masa skorsnya. Saat ini, ia sedang duduk di kursi menunggu pesanan bubur ayamnya selesai di bungkus.

"Neng, ini bubur ayamnya." Penjual bubur ayamnya memberikan satu kantung kresek berisi dua bungkus bubur ayam. Satu untuk Noah, satu untuk dirinya.

"Berapa mas?"

"Nomor ponsel saya?"

"Harganya atuh..."

Penjualnya terkekeh. "Bercanda neng. Dua bungkus bubur ayam, harganya 20 ribu aja neng." Alana memberikan uang sesuai nominal.

"Terima kasih ya mas."

"Iya, sama-sama. Hati-hati neng."

"Yoi mas." Alana berjalan meninggalkan gerobak bubur ayam itu menuju mobilnya dan masuk ke dalam. Setelah memasang sabuk pengaman dan memutar musik kesukaannya, dengan perlahan, Alana kembali melajukan mobilnya menuju rumah Brian.

"Tak mau kehilangan, tapi lelah berjuang..." Alana mulai berenandung.

Entah ini sebuah kebetulan atau kehokian Alana, pada pagi hari ini keadaan jalan sedang normal. Tidak terjadi kemacetan seperti pagi-pagi biasanya, yang dapat menambah dosa Alana karena tidak pernah berhenti memaki keadaan jalan yang macet total hingga mobilnya tidak bisa bergerak selama satu jam, kalau di hitung-hitung.

Tidak memakan waktu yang lama, akhirnya Alana sampai di rumah Brian. Ia melihat mobil Amber sudah terparkir di halaman rumah. Yang artinya, Amber terlebih dahulu datang dari pada Alana. Alana tidak memperdulikan hal itu, ia merapikan penampilannya terlebih dahulu sebelum keluar dari mobil. Merasa penampilannya sudah rapi, Alana keluar dari mobil dengan membawa kantung kresek berisi dua bubur ayam yang ia beli tadi. Alana berjalan menuju pintu utama, menekan bel dan pintu dibuka oleh Jenah.

"Selamat pagi neng Alana. Duh, cantik pisan." Sapa Jenah dengan ramah.

"Selamat pagi juga mpok, heheh makasih. Humm, Noah lagi apa mpok?" Tanya Alana.

"Noah dan neng Amber lagi di kamar mas Brian. Karena... mas Brian lagi sakit."

"Sakit? Tiba-tiba banget." Alana sedikit kaget.

"Iya neng, mas Brian tuh, sering lupa makan kalau keasikan kerja. Makanya sering sakit."

"Aku masuk, ya, mpok?"

"Iya neng, silahkan atuh."

Alana melangkah masuk ke dalam rumah. "Mpok, bisa anterin aku ke kamar Brian?"

"Boleh, ayo neng." Jenah mengantar Alana menuju kamar Brian.

Krekkk!

Krekkk!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang