Chapter 31

68 3 0
                                    

TERLAKSANA

🐻🐻🐻

Lima belas menit berlalu dari bell berbunyi, menandakan jika waktunya jam istirahat. Di belakang gudang sekolah, beberapa siswa-siswi sedang membentuk barisan memanjang ke belakang menghadap kepada siswi perempuan primadona sekolah mereka yang sedang duduk manis di atas kursi.

Ya, siapa lagi kalau bukan Alana.

Saat ini, Alana sedang menerima uang taruhan dari siswa-siswi yang percaya dengan gosip kalau ia adalah simpanan om-om. Karena Alana terbukti jika ia bukan simpanan om-om, mau tidak mau, siswa-siswi itu harus menerima kekalahan dalam taruhan yang Alana buat.

Alana menghitung sisa siswa-siswi yang masih berbaris di hadapannya, tersisa 15 orang dari 50 orang. "Lanjut!" Alana sudah mengantongi uang 3.5 juta. Lumayan, buat ia jajan. Uang 100 ribu tidak berarti bagi siswa-siswi yang bersekolah di sekolah elit. Jadi, mereka yang kalah taruhan tidak terlalu menyesalinya.

Sampailah pada siswa terakhir. Tidak ada lagi siswa yang mengantri di depan Alana. Dengan senyum penuh kemenangan, Alana kembali menghitung uang hasil taruhannya sebelum ia masukan ke dalam tasnya sembari menunggu kedatangan Nia dan Fasha yang sedang menjemput Fara.

"Buruan!"

"Lepasin gue!"

"DIAM!" Alana menoleh ke sumber suara, ia mendapati Nia dan Fasha sedang menahan kedua tangan Fara dan memaksa Fara melangkah menghapirinya. Alana tersenyum smrik, ia mengibas rambutnya ke belakang lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo ingat kan, taruhan yang gue buat untuk lo kalau gue terbukti bukan simpanan om-om?" Tanya Alana kepada Fara saat Nia dan Fasha berhasil membawanya ke hadapan Alana.

"Alana, maafin gue... please jangan telanjangin gue." Fara memohon, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, lumayan banyak siswa-siswi yang sedang berlalu lalang disekitarnya. Terutama siswa laki-laki yang diam-diam merokok.

"Tidak bisa, taruhan, tetaplah taruhan." Alana berdiri, ia melangkah lebih dekat ke Fara. Alana melepaskan dasi dari kerah baju Fara.

"Al... please... jangan." Fara kembali memohon, matanya mulai berkaca-kaca, ia tidak bisa membayangkan, bagaimana malunya jika ditelanjangi oleh Alana dan disaksikan oleh banyak orang. Alana beralih membuka satu kancing paling atas baju Fara. "Please..."

Alana tertawa lepas lalu menepuk pundak Fara. "Okey, karena gue gak sejahat lo, gue gak akan nelanjangin lo." Fara menghela nafas legah. "Tapi!"

"T-tapi apa, Al?" Fara takut dengan kalimat apa yang akan Alana katakan selanjutnya.

"Lo, jadi budak gue, selama, satu bulan." Fara terdiam. "Jawab! Mau gak? Lama bener!"

"I-iya, mau." Alana kembali tertawa telaps, penuh kemenangan, ia menepuk tangannya di udara.

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang