Chapter 22

99 15 0
                                    

DIKELUARKAN

🐻🐻🐻

Waktu menunjukan pukul 12 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menunjukan pukul 12 malam. Di tepi kolam renang, dua orang sedang duduk bersampingan dengan kaki yang masuk ke dalam air. Keduanya sama-sama diam beberapa menit hingga salah satunya membuka suara.

"Maaf, gue udah mengabaikan rasa khawatir lo." Ujar Alana, ia menundukan kepala, merasa bersalah.

"It's okey, lain kali berfikir dulu sebelum bertindak." Barin tersenyum, ia merangkul Alana.

"Terima kasih, sudah nolongin gue."

"Iya, sama-sama."

"Punggung lo kena garbin Anita. Sakit gak?" Tanya Alana, ia kembali mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Brian.

"Gak kok, rasanya kek di cium banci."

"Seriusss..."

"Iya iya lah sakit, pake nanya!"

"Gak boleh nanya?"

"Boleh sih." Brian menyengir kuda.
"Bakalan lebam, nih."

"Lo ngorbani diri lo buat ngelindungi gue. Gue benar-benar bodoh, kalau saja gue berfikir dulu sebelum mensetujui permintaan Anita, mungkin lo gak akan ke-"

"Alana udah, udah..." Brian menarik Alana ke dalam pelukaannya, ia mengusap lembut puncak kepala Alana dan menciumnya. "Udah ya, semuanya sudah berlalu, jangan disesali, jadikan pelajaran. Gue udah maafin lo, gue juga udah nerima kata terima kasih dari lo. Udah ya, cukup, lupain."

"Brian..." Alana mendongak.

"Apa?" Tanpa menjawab, Alana mendekatkan wajahnya ke wajah Brian hingga jarak wajah keduanya hanya tersisa satu inci. Alana memandangi wajah tampan Brian sejenak, benar-benar sangat tampan, Alana mengakui, melihat wajah Brian tidak pernah ada kata bosan. Setelah puas memandangi wajah tampan Brian, Alana lanjut mencium pipi Brian. Alana menempelkan bibirnya di pipi Brian lumayan lama, hingga ia melepaskannya. Alana kembali menatap wajah Brian dengan senyuman.

"Makasih ya, dari kemarin, lo buat gue merasa seneng sama sikap lo."

"Sikap gue?"

Alana mengangguk. "Iya."

"Sikap yang mana?" Brian pura-pura tidak tahu, padahal ia tahu, apa saja sikapnya yang membuat Alana merasa senang.

"Gak tau, pikir aja sendiri." Alana mengangkat kakinya dari dalam air lalu berdiri dari posisi duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Brian.

"Ke kamar, mau tidur, hari udah malam." Alana melangkah pergi masuk ke dalam rumah meninggalkan Brian sendirian. Merasa Alana sudah tidak ada disekitarnya, Brian meninjukan tangannya ke langit sambil berkata "Yessss!"

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang