Chapter 10

185 17 0
                                    

KODE

🐻🐻🐻

"Setelah saya rancang dan rencanakan, saya akan bekerja sama dengan perusahaan bapak. Dengan menciptakan produk kerja sama berupa sepatu dengan bahan dasar kulit berkualitas tinggi dari perusahaan bapak." Ujar Brian di akhir percakapannya dengan Veri.

"Cara kita melakukan pemasarannya bagaimana? Dan, target dari produk ini siapa?"

"Kita akan melakukan promosi online dengan influencer, membuka bazar di mall, mengiklankannya di majalah fashion mingguan dan stasiun televisi. Target dari produk ini adalah wanita dan pria." Veri mengangguk paham.

"Saya akan mempersiapkan bahan kulit yang berkualitas tinggi untuk produk kerja sama kita ini."

"Saya akan mempersiapkan desainer andalan saya pak."

Veri tersenyum senang, ia mengulurkan tangannya kepada Brian untuk berjabat tangan. "Senang sekali, saya berkerja sama dengan kamu Brian. Kamu pria yang sangat pintar dan cekatan. Semoga, produk kerja sama kita ini bisa laris."

"Amin..."

"Ayo, diminum tehnya." Tawar Veri.

"Oh, iya pak." Veri dan Brian menikmati teh mereka masing-masing.

"Papa, liat, apa yang Noah dapat!" Veri dan Brian menoleh ke sumber suara. Keduanya melihat Noah yang sedang berada di dalam gendongan Kania. Noah menunjukan cokelat kepada Brian. "Noah dapat cokelat dari mamanya kak Alana." Kania berjalan membawa Noah menuju sofa ruang tamu.

"Noah, kenapa kamu minta gendong sama mamanya kak Alana?" Brian merasa tidak enak.

Ya, selama Veri dan Brian membahas masalah kerja sama perusahaan mereka. Kania mengajak Noah bermain, ia dan Veri sama seperti Alana. Sangat menyukai anak kecil. Sama halnya saat Noah sedang bersama Alana, anak kecil itu merasa nyaman saat bersama Kania. Dan yang pastinya, Noah menyukai Kania.

"Gak apa-apa Brian." Kania mengambil posisi duduk bersampingan dengan Veri, ia mempangku Noah. "Noah anaknya lucu banget, enak di ajak ngobrol. Jarang-jarang, ada anak umur 3 tahun sudah lancar bicara."

"Apa kamu sudah lupa sama apa yang aku ceritakan kepada kamu? Gimana anaknya gak pinter kalau papanya juga pinter." Ujar Veri, mengingatkan kepada Kania kalau ia pernah bercerita tentang kepintaran Brian.

"Makasih pak Veri..." Brian tersipu malu.

" Brian tersipu malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang