Chapter 23

107 14 0
                                    

HBD

🐻🐻🐻

23:40 WIB

Alana memeluk Brian dari belakang saat Brian sedang asik minum kopi, menikmati suasana pagi yang cerah di teras rumah.

"Kenapa meluk-meluk?" Tanya Brian.

"Gak boleh?"

"Boleh, siapa bilang gak boleh?"

"Ya... kali aja gak boleh." Alana melepaskan pelukannya agar Brian bisa membalikan badan untuk saling berhadapan dengannya. Brian mengangkat tangannya ke arah wajah Alana.

"Cantik." Brian tersenyum dengan tangan yang mengusap lembut pipi Alana.

"Calon istri siapa dulu donk?" Alana terkekeh geli.

"Calon istri aku." Brian mendekatkan wajahnya ke wajah Alana hingga ujung hidung keduanya bersentuhan. Saat bibir Brian dan bibir Alana hendak bertemu, tiba-tiba...

BRAKKK!

Alana tersadar dari mimpinya saat pintu kamarnya dibuka dengan kuat oleh sesorang hingga terbentur ke dinding kamar.

"Ternyata hanya mimpi." Entah kenapa ada rasa sedikit kecewa yang menghampiri dirinya.

"BANGUN!" Mata Alana langsung terbuka lebar mendengar suara teriakan itu, ia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, Alana beranjak dari atas kasur lalu berjalan menghampiri sang pembuka pintu.

"Apa maksud lo!?" Alana mendorong dada bidang Brian.

"Lo nyuri dompet gue!" Tuduh Brian, ia menatap tajam wajah Alana dengan rahang yang mengeras. Menandakan jika saat ini ia sedang sangat marah.

"Gue? Nyuri dompet lo?"

"Iya!"

Alana tertawa kecil sebelum membalas tatapan tajam dari Brian. "Jangan asal bicara!"

"Gue gak asal bicara!" Tunjuk Brian tepat di depan wajah Alana. "Noah sendiri yang ngelihat lo ngambil dompet gue! Anak kecil gak akan pernah bohong!"

"Buktiin kalau memang benar gue yang nyuri dompet lo!" Alana mencengkram kerah baju Brian. "Kalau sampai tidak terbukti, lo harus cium kaki gue!"

"Kalau terbukti lo. Gue laporin lo ke polisi. Gue paling gak suka sama orang yang suka mencuri! Kecuali mencuri hati gue."

Krik... krik...

Terjadi keheningan beberapa detik sebelum Alana kembali ke topik pembicaraan.

"Okey siap, gue gak takut!" Alana menantang. Tanpa izin, Brian menerobos masuk ke dalam kamar Alana. Pria itu mulai memberantaki meja rias, lemari pakaian, rak buku dan semuanya diberantakin oleh Brian untuk mencari keberadaan dompetnya. Hingga keadaan kamar Alana seperti kapal pecah.

"WOY! APA-APAAN LO! KALAU MAU CARI YA TINGGAL CARI! GAK USAH DIBERANTAKI! GILA LO YA!" Alana berjalan menghampiri Brian, ia menarik lengan berotot Brian agar berhenti ngeberantakin kamarnya. Saat ini, Brian sedang melepas seprai kasurnya Alana. "WOY! BERENTI GAK LO!"

"MINGGIR!" Brian tidak sengaja mendorong kuat Alana hingga Alana terjatuh ke lantai.

"Awsss..." Alana meringis kesakitan mengelus lengannya.

"Ini apa?" Brian menunjukan dompetnya kepada Alana saat ia berhasil menemukannya di balik seprai bantal Alana.

"W-what?" Alana berdiri dari posisi jatuhnya. "Percaya sama gue, gue gak nyuri dompet lo, gue gak tau kalau ada dompet lo di balik seprai bantal gue."

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang