Chapter 30

77 2 0
                                    

OH, TERNYATA ( 1 )

🐻🐻🐻

Sama seperti kemarin, Brian kembali mengantar Alana pergi sekolah. Alana memberi kiss bye dan lambaian tangan kepada Brian dan Noah sebelum ia berbalik, berjalan masuk melewati gerbang menuju lobi sekolah.

Selama Alana berjalan melewati koridor, keadaan masih tetap sama sepeti kemarin. Siswa-siswi yang berpapasan dengannya memberinya tatapan jijik. Ada juga yang sedang begosip, tidak sengaja pula Alana mendengar gosipan mereka. Yang mereka bahas juga masih tetap sama, mereka membahas foto Alana dan Brian saat sedang berada di pesta dua hari yang lalu.

Mereka terus menganggap Alana adalah simpanan Brian. Hal itu mungkin akan terus terjadi sebelum fakta yang sebenarnya terbukti, jika Alana bukan simpanan Brian. Ia adalah temannya Brian, dan Brian adalah rekan kerja ayahnya.

Alana tidak memperdulikan semua semua tatapan jijik dan gosip yang sedang beredar itu, ia terus berjalan menuju kelasnya dengan kepala yang mendongak angkuh. Menunjukan jika ia tidak takut sama siapapun. Saat Alana hendak masuk ke dalam kelas, dari ambang pintu, ia melihat beberapa teman-teman kelasnya sedang mengerumuni mejanya. Dengan dahi yang mengerut karena penasaran bercampur rasa bingung, Alana bergegas menghampiri kerumunan itu.

"Ngapain kalian?" Tanya Alana sembari mendorong pundak teman-temannya agar memberinya ruang. "WHAT THE FUCK!" Alana kaget bukan main saat melihat kondisi mejanya yang di penuhi dengan coretan kata-kata kasar dan yang paling besar adalah tulisan berkalimat "BIKIN MALU KELAS XII IPS 5!"

"Datang juga si simpenan."

"APA-APAN INI!" Alana menatap tajam wajah teman-temannya secara bergantian.

"Lo yang apa-apaan!" Salah satu dari enam temannya yang mencoret mejanya bernama Gea, mendorong pundak Alana dengan kuat hingga pinggang Alana terbentuk di ujung meja. "Gara-gara lo! Nama XII IPS 5 tercemar!"

"HEH!" Alana mencengkram kerah baju Gea. "Gue bukan simpenan om-om!"

"Jangan ngelak gitu donk kalau lo gak ada bukti!" Teman Alana bernama Nuna melepas paksa tangan Alana yang mencengkram kerah baju Gea.

"Jangan sentuh gue!"

Plak!

Alana tidak sengaja menampar Nuna.

"Lo gila ya! Udah jadi simpenan om-om suka cari ribut lagi!" Ujar teman Alana bernama Yuni, ia mendorong keras pundak Alana. "Lo pindah kelas aja! Jangan di kelas ini! Kalau bisa, lo sekalian pindah sekolah!"

"GUE BERI PERINGATAN YA SAMA LO BERENAM!" Alana menunjuk wajah temannya satu per satu. "Kalau sampai gue terbukti bukan simpanan om-om. Lo berenam, harus cium kaki gue!"

"Kalau lo terbukti memang benar simpanan om-om. Lo..." Gea menyosor dahi Alana. "Bakalan jadi babu kami selama satu bulan!"

"Oke, gue terima taruhan dari lo!" Alana melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ada apa nih rame-rame?" Tanya Nia, ia dan Fasha baru saja datang dan melihat meja Alana sudah tidak berbentuk. Penuh dengan coretan. "Kenapa meja lo?" Tanya Nia kepada Alana.

"Nih, keenam anjing ini pelakunya. Kata mereka, gue udah bikin malu kelas ini. Mereka percaya sama fitnahan itu." Balas Alana sembari mengibaskan rambutnya ke belakang.

"Heh! Dadar gulung! Gila lo pada? Lebih percaya sama fitnahan itu dari pada teman kelas kalian sendiri?" Fasha mulai emosi. "Mana slogan XII IPS 5 yang katanya bakalan saling percaya, kompak dan juga saling menolong itu? Mana? HA!?" Keenam temannya hanya diam, tapi tetap dengan wajah senga mereka.

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang