Chapter 21

111 15 0
                                    

BENTAK

🐻🐻🐻

"Lo yakin mau nemui orang yang baru saja lo bertengkar dengannya beberapa hari lalu? Lo juga mempermalukan dia di depan banyak orang." Tanya Brian kepada Alana. Saat ini, Brian dan Alana sedang duduk bersampingan di atas kasur kamarnya Alana.

Alana sudah menceritakan semuanya kepada Brian, mulai dari ia bertengkar dengan Anita, mempermalukan Anita dan hingga saat ini, Anita yang ingin bertemu dengannya untuk minta maaf secara langsung di gudang kosong.

"Yakin. Tuh anak cuma mau minta maaf secara langsung doank sama gue." Alana berdiri dari duduknya, ia berjalan menuju lemari untuk mengambil jaket jeansnya.

"Apa lo gak berfikir, kalau dia bakalan nyelakain lo?"

"Nyelakain gue?" Alana tersenyum smrik. "Coba aja kalau dia bisa. Gue gak takut sama manusia sejenis Anita. Gue bisa bikin dia babak belur kalau dia macem-macem sama gue. Selagi one bye one, gue bisa."

"Kalau dia bawa temennya gimana?" Brian berdiri dari duduknya, ia berjalan mendekati Alana. "Saran gue, lo gak perlu nyamperin dia di gudang kosong itu. Gue punya feeling yang buruk. Lagian, hari juga sudah malam. Apa lo gak takut?"

"Gue gak takut! Sudah gue bilang tadi, gue gak takut! Budek lo, ya?" Alana menunjuk telinga Brian.

"Al..."

"Udah, diem!" Brian mencengkram lengan Alana dengan kuat, membuat Alana meringis sakit. "Awsss..."

"Al, ikuti kata gue. Lo gak perlu nyamperin dia ke gudang kosong itu. Gue gak mau, kalau lo sampai kenapa-napa. Ngerti?" Brian menatap tajam wajah Alana. Di balik sorot mata Brian yang tajam, Alana bisa melihat jika Brian saat ini benar-benar sangat khawatir dengannya. Tapi, Alana tetap bertahan dengan pendiriannya untuk tetap bertemu dengan Anita di gudang kosong itu.

"Gue gak mau ikutin perkataan lo! Karena, lo bukan siapa-siapa gue! Lo juga gak berhak ngelarang gue!" Alana melapas paksa lengannya dari cengkraman Brian.

"IYA, GUE BUKAN SIAPA-SIAPA LO TAPI GUE PEDULI SAMA LO! KALAU SAMPAI TERJADI APA-APA SAMA LO GIMANA? APA YANG HARUS GUE KATAKAN KEPADA PAPA LO!? MINIMAL LO MIKIRIN ORANG-ORANG YANG SAYANG SAMA LO TERMASUK GUE DAN NOAH!" Brian berbicara dengan nada suara yang tinggi dan membentak tepat di wajahnya Alana. Jika ada orang lain di rumah, siapapun itu, pasti mereka dapat mendengarnya. "Ma-maaf..."

"Gila ya, papa gue gak pernah bicara sambil ngebentak seperti tadi ke gue. Tapi lo?" Mata Alana berkaca-kaca, hatinya terasa sakit.

"Al, maaf..." Tanpa menjawab, Alana berjalan menuju meja riasnya untuk mengambil kunci mobil lalu berlari keluar dari kamarnya meninggalkan Brian sendirian disana.

"ARGHHH SHIT!" Brian menendang kasur Alana untuk meluapkan emosinya. Ia merasa bersalah karena sudah ngebentak Alana yang berakhir membuat mata Alana jadi berkaca-kaca.

Brian merogoh kantung celananya untuk mengambil ponselnya. Ia membuka aplikasi kontak dan mencari kontak Amber.

Brian melakukan panggilan

"Cepet angkat!" Batin Brian, ia menglus pangkal hitungnya dengan dua jari.

Terhubung...

Amber:
Halo Brian?

Brian:
Cepat ke rumah Alana, se-ka-rang!

Amber:
Duh, ngapain? Aku lagi maskeran!

Brian:
Bodo amat, cepet ke rumah Alana sekarang! Atau, aku gak jadi maafin kamu karena sudah lalai ngejagain Noah!

Amber:
Duh jangan gitu donk...

CONNECT ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang