Prolog

2.4K 198 34
                                    

Ironis, sungguh. Bahkan ketika hari masih sangat cerah.

Ini pertama kalinya dia melihat langit secerah ini setelah bertahun-tahun meninggalkan Inazuma yang dulu selalu diliputi awan mendung, serta sesekali diiringi suara guntur dan badai seolah Shogun sedang begitu murka. Tak seorang pun yang akan betah untuk tetap di dalam rumah saat langit secerah ini, biasanya di cuaca seperti ini dia akan menuangkan segelas anggur pada kedua kakak angkatnya—walaupun secara harfiah mereka adalah majikannya.

Namun langit yang cerah itu tidak bisa mencerahkan suasana hatinya, terutama dalam keadaan seperti ini.

Aku tidak akan bisa menyukai langit Inazuma, begitu pikirannya kala itu.

Dia tidak yakin... juga tahu, apa dosa besar yang diperbuatnya hingga Shogun menghukumnya seperti ini? Apa Yang Mulia Shogun terlalu berperasaan karena tiba-tiba dia meninggalkan-Nya?

Itu gila!?

Sungguh, pikran yang gila. Namun alasan dan bagaimana ia ada di Inazuma pagi ini juga sungguh gila.

Malam sebelumnya, saat dia tengah menunggu kakaknya kembali usai melakukan pekerjaan rahasianya, dia keluar karena mengira dia sudah kembali. Namun itu tidak seperti dugaannya.

Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dengan kuat dan membuatnya pingsan pada malam itu dan saat ia sadar, dia sudah berada di Inazuma. Tepatnya di tempat yang sangat tidak asing di matanya.

Kanjou Commission.

Salah satu dari tiga organisasi yang membentuk Tri-Commission, bekerja untuk Keshogunan Inazuma dan berada di bawah kekuasaan Raiden Shogun. Saat ini Kanjou Commission dipimpin oleh keluarga dari Klan Hiiragi yang berbasis di Ritou.

Dia pernah tinggal di sini beberapa tahun silam, tepatnya ketika Ibunya masih hidup. Bukan kehidupan yang—harus dia akui—cukup menyenangkan. Dia baru menyadari kehidupan masa kecilnya yang menyedihkan itu tepat ketika ia mulai semakin dewasa dan sampai sekarang dia masih tidak memahami alasan dia tinggal di tempat semegah ini—tepatnya di loteng kediaman ini—di Inazuma kala itu.

Namun satu hal yang pasti, kehidupannya tidak benar-benar menyedihkan karena ada Ibunya pada masa-masa yang sulit itu. Hanya karena ia bersama Ibunya yang begitu menyayanginya pada waktu itu.

Dia masih bisa makan, bermain dengan Ibunya, mendengar Ibunya bercerita, bahkan belajar membaca dan menulis—yang sangat ditekankan oleh Ibunya—dan terkadang mengendap-ngendap melalui celah-celah di loteng dan mendapati banyak orang berpesta di kediaman Kanjou Commission. Kalau punya kesempatan, dia akan keluar dari kamarnya diam-diam dan bermain dengan hewan-hewan menggemaskan berkaki empat yang ada di belakang kediaman, sementara Ibunya akan pergi bekerja.

Namun suatu hari, Ibunya tiba-tiba memutuskan untuk pergi diam-diam pada pesta yang diadakan di Kanjou Commission. Acaranya begitu megah dan pastinya akan mengundang banyak tamu, minuman dan kudapan manis yang tersedia begitu menggugah anak kecil itu. Meskipun begitu, Ibunya berkata kalau suasana bising dan ramai ini akan menjadi satu-satunya kesempatan dia dan Ibunya untuk menyelinap pergi tanpa ketahuan.

Akan tetapi, semua orang tahu seberapa ketatnya Kanjou Commission dalam menjaga perbatasan dan masalah keluar-masuknya orang-orang ke Inazuma.

"Ibu, kemana kau akan membawaku?"

"Mondstadt. Di sana ada teman lama Ibu, Ibu yakin dia akan membantu kita. Ayo, berlari lebih cepat!"

Walaupun pada akhirnya dia dan Ibunya berhasil menaiki kapal, tapi itu cukup sulit untuk dilakukan. Dia harus terus bersembunyi dari kejaran para Shogunate lalu sesegera mungkin menaiki perahu yang sudah disiapkan di pelabuhan Ritou bersama para penumpang lainnya. Belum sempat kapal yang dinaikinya bergerak lebih jauh, para Shogunate menembakan anak panah kearahnya dan alhasil membuat Ibunya terluka karena melindunginya. Orang-orang di kapal berusaha keras membantu menyelamatkan Ibunya, tapi badai dingin dan lautan yang ganas tidak membiarkan anak itu bersama Ibunya lebih lama lagi.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang