Extra Story : Chapter 3 🔞🔞

911 78 29
                                    

Napas Ayato mulai terasa panas dan berat, [Name] dapat mendengar setiap desahan yang membelai wajahnya.

"Cukup?" Godanya, dia menjilat bibirnya menjadi senyuman sensual.

Ayato menggeleng. "Lebih lagi," dia menuntut. Mendorong tubuh [Name] dan kini membuatnya berada di atas wanita itu. "Aku masih menginginkannya."

"Memohonlah, Ayato," [Name] berbisik.

"Aku menginginkannya," ucap Ayato sekali lagi, kali ini nada suaranya terdengar rendah. "Kumohon padamu."

[Name] mengangguk setuju, melingkarkan tangannya di leher Ayato dan menariknya ke dalam rengkuhannya. Lidah pria itu menggelitik dan menggoda, merasakan dirinya tenggelam lebih jauh ke dalam pesonanya, hingga kehilangan kewarasan dan tenaganya. Tidak ada yang [Name] lakukan saat itu, dan membiarkan Ayato mengambil kendali sepenuhnya atas dirinya, membiarkan Ayato melakukan apa pun yang ingin dilakukannya.

[Name] tahu, selalu tahu. Ayato Kamisato menginginkannya, mendambakannya; dan pria itu sangat memahaminya bahwa istrinya tidak akan pernah menolak ciumannya, cumbuannya, belaiannya, sentuhannya, dan apa pun yang dilakukan pria itu kepadanya ketika mereka sedang hanya berdua.

"Sekarang apa?" Tanya Ayato sopan. "Apa yang kau ingin untuk kulakukan?"

"Sesuatu yang—ah!" [Name] mendesah keras saat Ayato menggelitik jenjang lehernya dan meninggalkan tandanya di sana. "Ya!"

"Aku bisa menyentuhmu di sini," Ayato berbisik puas sambil menelusurkan satu jarinya di perut [Name] dan bergerak ke bawah, dia tersenyum miring di balik telinga [Name]. "Atau kalau tidak, aku bisa menciummu di sini."

Tubuh [Name] membeku membayangkannya. Ayato Kamisato, dia benar-benar tahu bagaimana harus memuaskan istrinya itu dengan sentuhan-sentuhannya yang menggairahkan kemudian memuaskannya dan [Name] hanya bisa tunduk padanya.

Namun tidak hari ini.

"Ayato." Dengan suaranya yang dalam itu, [Name] mendorong Ayato hingga kini ia duduk di pangkuan pria itu. Ayato memegang pinggulnya. "Aku tidak jinak," katanya perlahan sambil menekan puncak gairah pria itu dengan tubuhnya. "Kurasa aku harus memberitahumu bahwa kau harus berusaha lebih keras untuk ini."

"Maafkan aku, Nyonya Kamisato," goda Ayato.

[Name] mendesis. Dia sangat suka saat Ayato memanggilnya seperti itu ketika pria itu tepat berada di bawah kuasanya. Seperti kata pria ini, perasaan memegang kekuasaan eksekutif yang sangat besar terasa sangat berbeda terlebih ketika melihatnya dari posisinya sekarang.

Lalu matanya bertemu dengan mata Ayato, memandang [Name] dengan sorotnya yang berkilat-kilat seakan sedang berusaha mengatakan sesuatu—oh, iya. Tentu saja. Dia sangat suka ketika istrinya bersikap dominan seperti ini padanya.

"Apakah kau menginginkanku?" [Name] bertanya, suaranya terdengar jelas dan langsung.

"Iya. Cium aku, [Name]. Aku menginginkanmu."

Dan [Name] menangkup rahang Ayato, memiringkan wajahnya agar ia bisa lebih leluasa mencium bibir pria itu. Tubuh Ayato bergetar saat bibirnya menyentuh bibir [Name] hingga membuatnya secara refleks menekan punggung wanita itu, menempelkan dadanya ke dada bidangnya. Kemudian tangannya turun ke bokongnya, meremasnya dan menekannya lebih ke pusat gairahnya.

Lidah wanita itu terus-menerus membelainya, mendorongnya hingga menuju puncak gairahnya, membangkitkan sensasi yang selalu ia rasakan setiap kali bercumbu dengannya. Dan sebelum ia sanggup mengembalikan kewarasannya, Ayato tahu bahwa ia sudah membalas ciumannya, menuntutnya untuk memberinya lebih.

Saat Ayato hendak membawa [Name] pada hidangan utamanya, wanita itu berhenti lebih dulu dan menyeringai padanya. "Ya, sepertinya cukup sampai di sini," ucapnya nakal.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang