Extra Story : Chapter 10

469 57 13
                                    

"Aku akan menikah."

Cangkir teh di tangan Ayaka terhenti di ujung bibirnya, sementara dentingan keramik saat Thoma tengah menuangkan teh di dalam teko terdengar manakala pria itu terkejut dengan apa yang didengarnya barusan hingga membuatnya membentur cangkir yang hendak diisinya kembali.

"Maaf—apa?" Ulang Ayaka, tidak yakin dengan apa yang didengarnya.

"Tuan Muda, apa ini sungguhan?"

Ayato tertawa, sedikit geli dengan reaksi dua orang dihadapannya itu. "Tentu saja, bagaimana menurut kalian?"

"Bagaimana menurut kami...." Thoma dan Ayaka saling berpandangan, aneh mendengar hal itu dari Ayato sekarang.

Kakak… akan menikah?

Ini bukan sesuatu yang pernah mereka bayangkan, terutama karena Ayato selalu fokus pada tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga Kamisato dan mengelola urusan klan. Pikiran bahwa Ayato, yang selalu tampak begitu tenang dan terkendali, tiba-tiba memutuskan untuk menikah sangat mengejutkan bagi mereka berdua.

"Apa yang… apa yang membuatmu mengambil keputusan ini, Kakak?" tanya Ayaka dengan hati-hati, menatap kakaknya dengan campuran kekhawatiran. "Jika kau membicarakan penawaran Klan Hiiragi padamu, aku sangat menolaknya."

"…."

"Nona…."

Ayaka meletakan gelas tehnya kembali di atas meja. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa begitu emosional sekarang.

Apa Ayato akan mengorbankan kebahagiaan lagi hanya karena ia adalah kepala keluarga Klan Kamisato saat ini? Karena alasan tanggung jawabnya sebagai Komisaris Yashiro Commission? Bukankah dia sudah terlalu banyak mengorbankan waktu dan tenaganya untuk klan ini? Apa semua itu belum cukup sampai ia harus memberikan semua dan segalanya bahkan—

"Tidak apa-apa, Ayaka." Seraya berkata demikian dengan begitu lembut, Ayato menyentuh puncak kepala Ayaka. "Aku baik-baik saja, kau yang paling tahu itu."

"Tapi—!" Ayaka mendongak, hendak menyangkal ucapan Ayato lalu kembali menunduk. Jemarinya saling bertaut dengan perasaan gelisah.

"Aku tahu kau khawatir, aku juga mengkhawatirkanmu," kata Ayato. "Kalau bukan aku itu artinya dirimu, aku justru lebih tidak ingin hal itu terjadi. Lagi pula aku menerima penawaran ini bukan hanya karena tanggungjawabku, kuharap kau bisa mendukung keputusanku."

Ayaka ingin percaya, tetapi perasaannya bercampur aduk. Ayato selalu mengatakan hal yang sama sejak ia menjadi Kepala Keluarga bertahun-tahun lalu, berkata ia akan baik-baik saja dan tak perlu mencemaskannya, kemudian memasang senyum di wajahnya untuk meyakinkannya.

Namun Ayaka tahu kalau kakaknya sedang berbohong, bahwa ia sedang memaksakan dirinya, dan Ayaka sangat membenci hal itu karena meskipun ia mengetahuinya, tidak ada satu hal pun yang bisa dilakukannya untuk kakaknya ini.

"Apa kau benar-benar yakin? Bukankah ini terlalu mendadak?" Tanya Ayaka, sejenak ia merasa sedikit tegang sekarang. "Aku tidak ingin melihatmu terjebak dalam pernikahan yang tidak kau inginkan hanya karena kewajibanmu."

Thoma, yang selama ini menjadi penengah di antara mereka, menghela napas pelan. "Tuan Muda, tolong pertimbangkan hal ini lagi. Ini bukan hanya sekadar untuk menggugurkan kewajibanmu, tapi bagaimana kau akan menjalani waktu seumur hidupmu dengan wanita itu. Namun jika ini karena tekanan dari para abdi…."

Ayato menegakkan tubuhnya sedikit, menatap Thoma dengan tatapan penuh keyakinan. "Tidak ada paksaan, Thoma. Aku sudah memikirkan ini dengan matang."

Meskipun begitu, Ayaka tetap merasa tidak tenang. "Siapa… siapa calonmu, Kakak?"

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang