Chapter 17 🔞🔞

1.6K 136 26
                                    

Ini pertama kalinya [Name] merasa setegang ini malam ini. Sebetulnya, [Name] selalu dipersiapkan sedemikian hingga pada malam-malam seperti ini secara rutin setiap harinya, tapi baru kali ini dia merasa begitu tegang.

Kalau tahu seperti ini, aku tidak akan pernah mengatakan rencanaku yang sebenarnya pada Ayato! Lagi juga, kenapa sekarang harus malam intim!?

[Name] sudah meminta Nenek Furuta untuk memberinya keringanan dengan melewati jadwal bermalamnya dengan Ayato hari ini, tapi Kepala Pelayan itu hanya tersenyum lalu tertawa kemudian menolak permintaannya dan mengantar gadis itu sampai di kamar mereka setelah sebelumnya, [Name] ditarik ke kamar mandi secara paksa—dengan bantuan pelayan lainnya—untuk dimandikan. Mereka tidak hanya menggosok badan dan rambutnya, bahkan [Name] diberi pijatan ringan disekujur tubuhnya sambil dibaluri minyak beraroma, dan sekarang [Name] merasa seperti lilin aroma terapi berjalan lantaran dia sendiri sampai bisa mencium aroma tubuhnya yang semerbak.

[Name] sungguh berterima kasih dengan perhatian yang Nenek Furuta dan para pelayan itu berikan, tapi itu tidak membantunya sama sekali untuk menenangkan dirinya, dan sekarang [Name] berdiri di depan kamarnya sendiri untuk kesekian kalinya dengan harapan ia bisa melewati malam ini di kamar pribadinya, tapi kamarnya terkunci. Sejak Nenek Furuta tahu kalau gadis ini diam-diam pergi ke kamarnya saat tengah malam di saat Malam Intim, Nenek itu mulai menguncinya dan membuat gadis itu tidak memiliki pilihan lain selain tidur satu kamar dengan Ayato.

"Nyonya, apa yang Anda lakukan di sini?"

"Hiiiih—! Nenek Furuta!? Kenapa Nenek ada di sini?"

"Nyonya belum menjawab pertanyaan saya."

"Itu... ada sesuatu yang harus kuambil di kamarku, bisa Nenek tolong bukakan sebentar?" Ucap [Name] penuh harap.

Namun Nenek itu hanya tersenyum penuh makna, lantas terkekeh dan menatap [Name] dengan ekspresi gembira. Dia berkata, "silakan pergi ke kamar Anda yang ada di sana, Nyonya. Tuan Besar sudah menunggu."

Kemudian Nenek itu pergi tanpa mengatakan apa pun lagi.

Tolong, sekali saja—! Aku tidak ingin bertemu Ayato!

Namun, Yang Mulia Narukami Ogosho itu tidak mengindahkan doanya, Barbatos juga sudah meninggalkannya. Jadi [Name] dengan langkah berat pergi ke kamarnya yang lain. Saat melihat pintu geser di depannya terbuka, tubuh [Name] meremang seketika.

Sudahlah, tidak ada pilihan!

Gadis itu pun memutuskan untuk maju, tapi begitu tersisa beberapa langkah ke depan, tiba-tiba nyalinya menciut. Alhasil dia hanya menyembulkan kepalanya ke dalam, memastikan Ayato tidak ada di sana.

Dia sudah ada di dalam!?

Sebelum Ayato menangkap basah dirinya, [Name] kembali bersembunyi di balik pintu dan duduk bersandar di sana. "Bodoh, bodoh, bodoh! Kenapa aku jadi bersembunyi seperti ini!?" [Name] bergumam pada dirinya sendiri.

"Kenapa kau duduk di situ, [Name]?"

"A-Ayato!?" Wajah [Name] segera memerah saat mendapati Ayato muncul dari dalam sana, [Name] kembali menyembunyikan wajahnya.

"Tidak ingin masuk?"

"... aku masuk." [Name] berjalan dengan langkah cepat, tanpa melihat ke arah Ayato dan langsung masuk ke futonnya.

"Ngomong-ngomong, yang itu futonku."

"Ah!" [Name] langsung bangkit dan duduk. Sementara Ayato tertawa dan menyalakan lampu kamarnya.

"Maaf, aku bercanda." Pria itu masuk ke dalam futonnya, lalu berkata, "aku sudah minta Shumatsuban untuk mencaritahu soal kematian Ibumu."

"Ah...." [Name] menoleh ke arah Ayato, perlahan ketegangannya berkurang. "Terima kasih."

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang