Chapter 36 🔞🔞🔞

1.1K 116 18
                                    

"AAAAAAAAAHHHHHHH! INI MEMALUKAN!"

"Eh, kenapa? Tapi saat itu kau sangat menggemaskan—"

"Berhenti! Jangan bicara lagi! Aku tidak ingin mendengarnya lagi!"

Itu hanyalah masa lalu yang bahkan hampir tidak bisa [Name] ingat sepenuhnya. Dia ingat jika apa yang diceritakan Ayato barusan pernah terjadi padanya, tapi dia tidak ingat sama sekali bahwa dirinya pernah mengatakan hal-hal memalukan seperti itu, dan kini ia hanya ingin menenggelamkan dirinya di dalam sudut kegelapan di kamarnya.

Itu memang benar dia. Gadis kecil yang Ayato temui beberapa tahun lalu adalah dirinya, [Name]. Nama yang tergores di batang pohon itu pun demikian, itu namanya jika dibaca dalam tebakan yang benar dan urutan yang tepat—bagaimana pun kala itu dia masih belajar untuk membaca dan menulis, ia bahkan menuliskan nama Ayato dengan huruf yang salah meskipun namanya masih terbaca dengan jelas.

"Aku sudah menepati janjiku untuk menemuimu," gumam Ayato, dia menarik tubuh [Name] yang terbaring membelakanginya. "Aku bahkan menerima lamaranmu dan menikahimu."

"Itu hanyalah kata-kata asal yang diucapkan anak-anak, Ayato," jawab [Name], suaranya bergetar.

"Tapi tidak untukku." Ayato merengkuhnya lebih erat, melingkari tangan besarnya disskitar bahu gadis itu. "Apa kau tahu, selama apa aku menunggumu keesokan harinya di taman belakang, menantikan kedatanganmu?"

"...."

"Aku selalu menunggumu, sampai hari saat kita bertemu kala itu."

Benar, saat itu ia bertemu kembali dengan Ayato di tempat yang sama, dan dalam waktu serta suasana yang sangat berbeda. Kala itu ia bahkan tidak mengingat janji yang dibuatnya sendiri dan hanya berpikir bagaimana ia bisa kabur dari sana.

Namun Ayato datang, mengikuti langkah kakinya pergi membawanya, mengikuti kerinduan yang selama bertahun-tahun ini ia rasakan, dan itu berhasil membuat dada [Name] diremas rasa bersalah. Tangan [Name] pun naik dan menyentuh tangan besar Ayato yang melingkari tubuhnya, mengusapnya dengan ibu jari.

"Maaf," ucap [Name] dengan suara rendah. "Aku tidak akan membuat alasan kenapa aku tidak menemuimu malam itu, maafkan aku."

"Tidak apa-apa, karena aku sudah tahu alasanmu tidak datang malam itu."

"Ya?"

Saat Ayato mengatakan itu, dia melepaskan pelukannya dan kini tengkurap tepat di atas tubuh [Name]. Begitu [Name] menoleh kepadanya, ekspresinya terlihat serius.

"Malam itu adalah hari kau pergi dari Inazuma dengan Ibumu," kata Ayato menambahkan.

"Kalau itu hari itu...."

Ayato mengangguk. "Iya, hari saat Ibumu meninggalkanmu dan hari saat kau mulai menetap di Mondstadt."

Benar, saat itu Ibunya tiba-tiba kembali lebih awal saat [Name] bersiap untuk keluar malam itu. Dia meminta [Name] untuk bergegas, bahkan saat keluar Ibunya meminta ia berlari lebih cepat seperti ada sesuatu yang terjadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi hari itu pada Ibu?" tanya [Name] lebih pada dirinya sendiri.

"Ini hanya dugaanku." Ayato bergerak naik, meletakan kedua tangannya di samping telinga [Name]. "Kemungkinan itu ada hubungannya dengan Ibumu yang dijual Ibuki Hiiragi."

"Apa Ibu ingin kami kabur dari sana?"

"Mungkin." Ayato beringsut setelah menjawab, mencium bibir [Name] dan mencumbu lehernya singkat. "Orangku sudah datang ke Fontaine untuk memastikannya, dan tanggal transaksinya tepat di hari kau meninggalkan Inazuma."

Ayato mencium [Name] perlahan, menjamah seluruh wajah wanita itu dengan bibirnya, menyapu lembut setiap sudutnya dengan seksama. Bibir Ayato bergerak ke rahang [Name], ke daun telinganya, dan turun lehernya lagi. Namun [Name] tidak memintanya berhenti, dia malah cenderung diam seolah sedang ada yang dipikirkannya sendiri saat ini.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang