Extra Story : Chapter 5

395 71 11
                                    

"Kau baik-baik saja, Tokiya? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Ada apa?"

"Kau tahu… aku merasa ada sesuatu yang terjadi padamu," kata Hayato. "Kau sungguh tidak menyembunyikan apa pun dariku?"

Hayato tidak ingat dengan pasti kapan hal itu terjadi, tapi Tokiya belakangan ini bersikap sangat aneh.

Alasan ia sakit beberapa waktu lalu hingga membuatnya tidak bisa menghadiri jamuan antar klan di Yashiro Commission karena saudara kembarnya itu terlalu memaksakan diri saat berlatih pedang. Dia memulai latihannya lebih awal daripada biasanya, memaksakan dirinya hingga membuatnya jatuh sakit.

Lalu saat kelas penerus, Tokiya bersikap sangat sensitif. Begitu kelasnya selesai, dia langsung membahas segelintir pertanyaan yang tidak bisa dijawab Hayato saat di kelasnya dan memarahinya, bahkan memberikan catatan penting untuk ia ingat dan akan menanyakan hal itu pada waktu-waktu yang mengejutkan secara tiba-tiba.

Bukan hanya itu, ketika makan malam bersama dengan kedua orang tuanya pun demikian. Tokiya kerap kali memarahinya karena menyisikan makanan yang tidak disukainya, padahal biasanya dia tidak akan masalah dengan hal itu dan menghabiskan bagian yang tidak ia makan.

Dan hari ini—

"Aku tidak menyembunyikan apa pun," jawab Tokiya lugas, matanya tetap terfokus pada sapuan kuas di tangannya.

Hayato terdiam, menghentikan gerakan kirioroshi yang tengah dilakukannya dan menatap Tokiya. Saudaranya mungkin berusaha menyembunyikan sesuatu, tapi Hayato sudah terlalu mengenal Tokiya untuk tidak menyadari tanda-tanda kecil yang mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres. Tokiya yang biasanya tenang dan penuh perhatian kini tampak lebih tegang dan mudah tersinggung.

"Kau tahu bukan kalau kau tidak bisa berbohong padaku, Tokiya?"

Pertanyaan itu berhasil membuat Tokiya menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke arah Hayato. Saudaranya itu menatapnya tajam, jelas mengatakan ia tidak nyaman mendengar ucapannya.

"Berhentilah membaca suasana hatiku, Hayato," balas Tokiya dingin. "Aku benci saat kau melakukan itu."

"Kaulah yang seharusnya berhenti bersikap sensitif seperti itu, Tokiya," balas Hayato sama. "Kau tidak lupa bukan kalau sikapmu sekarang membuat Ibunda cemas?"

"!?"

Sebetulnya, apa yang membuat Ibunya cemas adalah kejadian saat makan malam tempo hari. Hayato yang menjadi tidak sabaran lantaran Tokiya melakukan itu—dan lagi di depan orang tuanya—akhirnya memberontak hingga terjadi perseteruan di sana.

Ibunya yang menyaksikan itu berusaha melerai mereka, bertanya kepada keduanya dan berusaha tidak memihak. Namun kala Hayato membela diri dengan memberikan alasan—meski pada akhirnya Ibunya tetap menegurnya karena menjadi pemilih—Tokiya justru terdiam dan hanya berkata, "seperti yang Ibunda katakan, Tokiya tidak bisa terus bersikap pemilih seperti itu."

"Berhentilah, Tokiya," kata Hayato lagi. "Aku tidak akan mengerti kalau kau tidak mengatakannya."

"… lebih baik seperti itu."

"Apa?" Hayato menginterupsi. Sebelum sempat bertanya apa yang baru saja Tokiya gumamkan, saudaranya mengabaikan dirinya dan mengemas kembali peralatan menulisnya. "Tokiya—!"

Dan dia pun pergi dari sana.

☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆

[Name] menghela napas panjang, lantas menurunkan gelas tehnya sambil mencoba bersikap setenang yang bisa ia lakukan sekarang.

Hari ini lagi-lagi perwakilan setiap klan dari Kanjou Commission meminta pertemuan resmi dengannya, sementara abdi klan Kamisato yang mendengar itu langsung sigap meminta hal yang sama. Sungguh, peperangan tak berbentuk ini menghabiskan seluruh tenaganya.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang