Epilogue : Chapter 1

678 131 52
                                    

Tri-Commission mungkin tampak tenang dibawah pengelolaan yang baik, namun semua itu hanyalah yang terlihat di permukaan bukan di bawahnya. Tidak ada kesenangan yang bisa diperoleh dari campur tangan terhadap kekuasaan.

Berbeda dengan dua Commission lainnya, Ayato Kamisato tidak pernah menodai nama Klan Kamisato baik di masa lalu, ketika ia bekerja keras untuk mencapai stabilitas klan ini; atau di masa depan, ketika ia bekerja keras untuk seluruh Inazuma. Hanya orang-oranglah yang iri dengan betapa bersihnya rekam jejak sang Komisaris muda itu—kecuali tentang satu hal.

"Ya, ampun! Tuan Komisaris Yashiro, lagi-lagi hari ini Anda datang seorang diri."

Ayato hanya memasang senyuman kecilnya. "Iya."

"Oh, benar! Malam ini ada jamuan di keluarga Hojo, bagaimana kalau Anda datang ke sana?"

"Ah, kudengar Nona Reiko Hojo baru saja kembali setelah pendidikannya di Liyue."

"Betul itu."

Hari ini seperti ini lagi. Entah sudah berapa kali Ayato mendapatkan undangan jamuan atau makan malam dari setiap keluarga besar di Inazuma. Tentu tujuannya satu: berusaha menarik perhatian sang Komisaris Yashiro Commission.

Sejak istrinya pergi 3 bulan yang lalu, berbagai macam gosip mulai bermunculan. Dari tentang Ayato Kamisato yang memaksa istrinya untuk pergi setelah ia bosan dan tak tertarik lagi, ada pula gosip kalau dia membuang istrinya karena tidak bisa melahirkan seorang pewaris, dan tidak sedikit yang berkata kalau istrinya kabur setelah mendapat berbagai tekanan di Inazuma. Saking banyaknya sampai Ayato pun berhenti meminta Thoma untuk mengumpulkannya.

Namun Ayato tidak pernah mengonfirmasi apa pun soal itu, dia diam dan membiarkan semua itu berjalan seperti yang diinginkan orang-orang. Alasannya sederhana: Ayato ragu jika itu hanyalah gosip semata.

Bukan, itu bukan tentang ia yang membuang istrinya atau memaksanya untuk pergi dari Inazuma. Sebaliknya. Dia takut kalau sebetulnya wanita itu sungguh kabur darinya. Bahkan selama 3 bulan ini, Ayato tidak pernah mendapatkan sepucuk surat pun dari wanita itu padahal dia selalu mengirimkan surat beserta hadiah untuknya. Semakin lama Ayato menantikan balasannya, semakin cemas dan takut pula ia dengan gosip-gosip itu.

"Selamat siang, Tuan Komisaris," sapa seorang wanita pertengahan 40-an tahun padanya, dia tersenyum lebar saat menyapanya.

Ayato tersenyum penuh makna. "Selamat siang, Nyonya Minamoto. Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Saya sangat menyayangkan ketidakhadiran Anda pada pesta yang saya adakan tempo hari," ucapnya. Alisnya bertaut sedih. "Saya harap untuk selanjutnya, Anda bisa datang ke tempat saya."

"Sungguh, saya benar-benar meminta maaf atas nama saya. Ada banyak yang harus saya urus demi kenyamanan masyarakat Inazuma bersama."

"Tentu saja, saya sangat memahami Anda," ujarnya. Ia lalu menyunggingkan senyuman lebih. "Oh, iya. Apa Anda ingat dengan putri saya yang pernah saya ceritakan belum lama ini?"

"Ah, tentu saja."

"Ini putri saya, Tooru Minamoto. Belum lama ini dia kembali dari Fontaine untuk penelitiannya." Setelah berkata begitu, wanita itu sedikit berbisik pada gadis muda di sampingnya.

"Maafkan salam saya yang sedikit terlambat ini, Tuan Kamisato. Saya Tooru Minamoto," sapanya, dia menunduk sopan padanya. "Saya mohon bantuan Anda."

Nyonya di depan Ayato tersenyum canggung. "Maafkan putri saya yang kaku ini, Tuan Komisaris. Meskipun dia putri saya, tapi dia lebih banyak menghabiskan waktunya di Fontaine untuk penelitiannya."

"Benarkah begitu? Saya pikir etiketnya barusan sudah sangat bagus. Tolong jangan rendahkan putri Anda seperti itu, Nyonya Minamoto."

"Anda baik sekali, Komisaris."

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang