Chapter 28

1K 139 76
                                    

Seminggu kemudian, [Name] mendapati dirinya duduk di ruang belajarnya yang kini diubah menjadi ruang kerja untuknya.

Seharusnya dia fokus pada keuangan Klan Kamisato untuk bulan ini, menghitung perbelanjaan rumah tangganya, perbaikan peralatan-seperti futon, selimut, sampai tinta batu-gaji para pegawai, dan hal-hal semacam itu, tapi tidak, [Name] tidak bisa. Ia justru menghitung berapa kali pastinya dia sudah bercinta dengan Ayato selama seminggu ini.

Sepuluh-bukan, sepertinya empat belas-jika dia menghitung saat Ayato tidak memasukan kepemilikannya, tapi dia....

Wajah [Name] memanas dan asap mengepul dari kepalanya. Meskipun tidak ada seorang pun di sana yang tahu isi pikiran [Name] saat ini, tapi semua pegawai tahu seberapa panas suasana di kediaman Kamisato selama seminggu ini.

Ini gila!

Walaupun Ayato sangat sibuk di ruang kerjanya, begitu pun dengan [Name], tapi saat malam hari tiba, Ayato akan tiba-tiba datang ke kamarnya, kemudian meminta izin dan memberinya waktu selama setengah jam untuk bersiap-yang entah bagaimana, semakin lama jadi semakin singkat, dan sering kali ia datang tanpa perlu meminta izin darinya.

Bahkan malam sebelumnya, dia tiba-tiba datang ke kamarnya dan berkata, "aku menunggumu 5 menit lagi" kemudian pergi. Begitu [Name] datang untuk memprotes kepadanya, Ayato langsung memeluk dan menciumnya. Lalu apa pun yang hendak [Name] lakukan sebelumnya, lenyap dari benaknya seketika.

Jadi hari ini, [Name] pun bertekad untuk datang dan memprotesnya lagi.

"Ayato, aku ingin bicara denganmu." [Name] mengatakan itu dengan ekspresi serius di wajahnya.

Ayato yang melihat wajah istrinya itu, lantas tersenyum dan berkata pada Thoma, "Thoma, bisa kau tinggalkan kami berdua?"

"Thoma, kau tetaplah di sini," [Name] memotong titah Ayato. "Ini perintah."

"Thoma, aku kepala keluarga di sini. Perintahku lebih mutlak darinya," ucap Ayato, ekspresinya tidak berubah. "Kau bisa pergi dari sini."

"Tidak!" [Name] bersikeras. "Thoma berada di bawah pengawasan Nyonya Rumah, dengan kata lain akulah yang bertanggung jawab atasnya. Dia harus tetap di sini."

Sementara orang yang sedang dibicarakan itu, hanya mampu duduk sambil bertanya-tanya dalam benaknya, "apa yang sebenarnya kulakukan di sini?"

[Name] memahami alasan Ayato meminta Thoma keluar dari ruang kerjanya, begitu pun Ayato, dia sangat tahu alasan [Name] menahan Thoma untuk tetap berada di dalam ruang kerjanya. Namun yang jelas, tidak ada salah satu dari mereka yang ingin mengalah.

Ini adalah trik yang biasa Ayato gunakan untuk menghentikan protesnya. Begitu orang yang ada di dalam ruang kerjanya keluar, selagi [Name] berusaha untuk mengatakan apa pun yang ingin ia sampaikan, upayanya sering kali gagal. Karena Ayato tidak akan bisa untuk diajak berbicara kalau dia bisa berciuman. Dan itu, tanpa bisa mencegahnya, selalu mengarah ke tempat tidur, dimana semua kata-kata terlupakan.

Sepertinya Ayato lupa kalau dia baru saja menghancurkan tinta batu yang biasa digunakannya tiga hari yang lalu, dan merobek selimut yang gadis itu gunakan 2 hari yang lalu.

Oleh karena itulah, [Name] menahan Thoma untuk tetap berada di dalam ruangan yang sama dengannya.

"Thoma, keluar sekarang."

"Jangan!"

"Aku kepala keluarganya."

"Aku Nyonya Rumahnya!"

Thoma meringis. Sungguh, sebenarnya untuk apa dia ada di sini sekarang? Saat dirinya terus menanyakan hal yang sama, sementara Tuan dan Nyonya dihadapannya terlihat tidak akan segera menyelesaikan perdebatan mereka, Thoma berdeham.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang