Chapter 31

597 131 13
                                    

Kebohongan yang dibangun di atas kebenaran adalah yang paling sulit dibuktikan, dan sepertinya Ibuki Hiiragi tidak terlihat hendak berhenti mengusik [Name]. Tapi Kamisato Ayato tidak berniat membiarkannya begitu saja.

"Lihat itu ... putri Klan Hiiragi dari Kanjou Commission dan Kepala Keluarga Klan Kamisato dari Yashiro Commission, ini kabar membahagiakan, bukan?"

"Benar. Ini mengejutkan, padahal mereka belum lama menikah."

"Iya, aku juga terkejut. Semoga mereka terus diberi kebahagiaan."

"Apa karena itulah Nyonya Rumah Kamisato jarang muncul di luar?"

"Setelah kau bicara begitu...."

Entah apalagi yang direncanakan Ibuki Hiiragi dengan menyebarkan berita yang rancu disekitar Inazuma, itu sudah cukup membuat Ayato pusing. Dia tidak akan peduli jika itu menyangkut dirinya, tetapi tidak dengan [Name].

Dia tidak akan merasa terusik jika itu hanya gosip belaka dan semua orang mengabaikannya, tapi masalahnya adalah semua keluarga cabang Klan Kamisato juga mengirimkan surat padanya, meminta penjelasan resmi atas gosip yang beredar di papan pengumuman yang tertempel di seluruh Inazuma.

Ayato tidak berniat menghindari itu, alasannya sederhana, karena dia juga mendapati laporan yang membuatnya bimbang dari para pelayan di kediamannya. Lalu, selagi Ayato fokus pada pekerjaannya, Nenek Furuta masuk diam-diam ke ruang kerjanya. Ekspresinya terlihat serius.

"Bagaimana?" tanya Ayato langsung.

Nenek Furuta menggeleng. "Hari ini juga tidak."

Ayato mengetuk-ngetuk ujung jemarinya ke meja. Ia tahu kalau hal ini pasti akan terjadi mengingat mereka sudah melakukan itu, tapi sungguh dia tidak berpikir akan terjadi secepat ini ditambah selagi keadaan [Name] belum sepenuhnya stabil.

Tidak, mungkin saja alasan dia tiba-tiba menangis saat itu....

Kendati demikian, dari apa yang dikatakan para pelayan, [Name] belakangan ini terlihat pucat. Ia sering kali merasa letih dan kelelahan hingga membuatnya lebih banyak tidur, bahkan nafsu makannya belakangan ini berkurang sampai di titik dimana dia hanya makan sekali dalam sehari.

Nenek Furuta berkata bahwa itu adalah gejala-gejala yang umum, tapi Ayato menyangkalnya. Karenanya ia meminta Kepala Pelayannya itu untuk lebih memperhatikan [Name] dan melaporkan apa pun yang terjadi padanya selama beberapa hari terakhir ini. Namun laporan Nenek Furuta, justru membenarkan hal yang aada di dalam pikirannya.

Tidak mungkin.... Ayato bukannya merasa tidak senang, dia sangat senang, bahagia malah. Tapi ini bukan waktu yang tepat dan sekarang ia menjadi khawatir karena itu.

Nenek Furuta yang mendapati kegelisahan Ayato, berkata, "saya tahu kalau Nyonya masih belum siap, tapi kalau memang benar seperti itu...."

"...." Ayato pun terdiam. Dia memandang Nenek Furuta beberapa detik, seolah sedang memutuskan tentang hal yang harus dilakukannya mengenai masalah ini, dan akhirnya berkata, "bagaimana menurutnya tentang ini?"

"Meskipun Nyonya tidak banyak berkomentar, tapi Beliau terlihat sangat terganggu."

Seperti dugaannya. Sejujurnya Ayato sangat ingin membicarakan ini dengan [Name] sebelumnya, tapi saat ia mengingat kejadian yang belum lama ini, dia mengurungkan niatnya lantaran dirinya sudah mendapatkan jawaban. [Name] bukan hanya sekadar belum siap.

[Name] tidak menginginkannya.

Namun kenyataan bahwa [Name] tidak menginkannya pun tidak pernah satu kali pun membuatnya merasa keberatan, Ayato sangat memahami alasan istrinya itu dan dia pun tidak keberatan untuk menunggu selama apa pun sampai istrinya berubah pikiran.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang