Extra Story : Chapter 7

354 61 4
                                    

Ayato Kamisato, dia selalu tahu segalanya.

Hari ketika Tokiya mencuri dengar percakapan dia dengan Yae Miko, Ayato mengetahuinya. Namun dia tidak menduga bahwa Tokiya akan memutuskan secara sepihak bahwa ia yang harus bertanggungjawab dengan menyerahkan dirinya kepada Kanjou Commission dan Klan Hiiragi.

Sungguh, itu mengingatkan Ayato kepada dirinya sendiri di masa lalu. Mungkin karena perasaan bertanggungjawabnya sebagai anak yang lahir 12 menit lebih awal daripada saudara kembarnya, atau karena tekanan dari orang-orang disekitarnya, Tokiya sungguh seperti dirinya ketika Ayato memutuskan untuk mengambil kursi Kepala Keluarga Kamisato bertahun-tahun yang lalu.

Namun Tokiya memiliki seseorang yang bisa memukulnya dan menghentikan dirinya untuk bersikap ceroboh.

"Aku yang akan pergi ke Kanjou Commission."

Ayato mengembuskan napasnya pendek dan meletakan kuasnya. Dia menoleh dan mendapati putranya duduk sambil menatapnya lurus.

Hayato, tentu saja.

Benar, putranya yang satu ini selalu menjadi orang yang bersikap lugas dan paling berani mengatakan apa pun yang dirasakannya dengan jujur. Terkadang sikapnya kurang bisa diterima tetapi Ayato justru sangat senang dengan itu. Mungkin sebetulnya tanpa pria itu sadari, dia menginternalisasi keinginannya saat ia masih seusia putranya dulu.

"Hayato, Ayah sudah membicarakan masalah ini sebelumnya," kata Ayato. "Kalian tidak perlu ikut bertanggungjawab untuk ini."

"Aku sangat memahami itu, Ayahanda," katanya, dia terdengar sangat serius. "Tapi aku juga tidak bisa membiarkan Tokiya, aku yakin kalau Ayahanda juga sudah memutuskannya, bukan?"

"…."

Menunjuk Tokiya sebagai pewarisnya. Tepat, Ayato memang sudah memutuskannya.

Bukan, itu bukan karena Ayato menganggap sebelah mata Hayato atau menilai anak laki-lakinya yang satu itu tidak cocok menggantikannya. Sebaliknya, Ayato sangat berharap padanya seperti hari ketika dia berusaha menghentikan Tokiya.

"Hayato—"

"Ayahanda, aku mohon padamu," sambil berkata begitu, Hayato meletakan dahinya di atas tatami. "Kanjou Commission tidak akan berhenti, Ayahanda tahu itu. Kalau begitu, izinkan aku memberi Ayahanda waktu."

Tangan Ayato terkepal. Seperti yang mereka lakukan pada [Name], mereka tidak akan berhenti mengusiknya sampai mereka mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Aku percaya kalau Ayahanda memiliki rencana untuk ini, tapi aku mohon padamu," kata Hayato lebih.

"Hayato, angkat kepalamu."

Dan anak laki-laki itu segera mengangkat wajahnya, kembali menatap Ayato yang masih berekspresi sama seperti sebelumnya.

"Pergi dari hadapan Ayah dan jangan pernah bicara lagi sampai Ayah berbicara padamu."

☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆

Hayato mengembuskan napasnya. Dia sudah duga kalau Ayahnya pasti akan semarah itu kepadanya.

Jelas, itu hal yang wajar. Dia mengatakan itu tepat setelah Ayahnya meminta ia mengabaikan masalah itu dan mempercayainya. Dia bahkan sudah bersiap kalau Ayahnya akan tiba-tiba memukulnya untuk itu, tetapi dia sama sekali tidak melakukannya dan memerintahnya untuk pergi sambil tetap bungkam.

Lantas di sinilah ia sekarang, tepat duduk di depan pohon Sacred Sakura sambil menengadah ke arah langit yang cerah, mencoba menenangkan pikirannya sambil tetap menerima permintaan seseorang untuk datang dan menemaninya di sini.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang