Chapter 26

679 128 11
                                    

Selesai berendam dan bersantai sambil menikmati minumannya, Ayato pergi ke ruang serba guna dan berkumpul dengan Ayaka dan Thoma yang tengah menunggunya sambil menyiapkan permainan nabe. Permainan yang selalu ia lakukan kala dirinya berkumpul bersama seperti ini, Ayato tidak pernah bosan karena dia selalu menantikan bahan masakan apa lagi yang akan adiknya masukkan ke dalam rebusan.

Namun hari ini, suasana hatinya tidak sebaik itu. Meski harus ia akui bahwa dia cukup senang menggoda [Name] saat di pemandian sebelumnya, tapi dia takut kalau gadis itu membencinya lantaran menyadari betapa dia menginginkan gadis itu sedangkan gadis itu masih belum siap dengannya—setidaknya itu yang ia tahu.

Aku bahkan sampai bilang seperti itu....

Sial. Ini semua gara-gara Yae Guuji, Miko itu, dan kini setelah melihat [Name] dalam keadaan seperti itu, Ayato tidak bisa melupakannya begitu saja di dalam kepalanya.

"Kakak, apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

Ah, aku lupa. Dia masih di tengah untuk mempersiapkan nabe di depannya, dan kini panci Nabe itu sudah terisi dengan berbagai macam sayur. Sepertinya dia terlalu banyak melamun sampai-sampai adiknya pun menyadari suasana hatinya yang memburuk.

"Maaf, Ayaka," ucapnya. "Sepertinya belakangan ini banyak yang harus kupikirkan."

"Apa itu soal Kakak Ipar?"

"...." Ayato terdiam sejenak. Ya, itu jawaban yang sangat tepat sampai ia bingung harus bereaksi seperti apa. "Begitulah...."

"Apa masih ada orang yang meragukannya?"

"Bukan, bukan soal itu." Ayato terdiam lagi, dia merasa tidak seharusnya dia menceritakan ini pada Ayaka. Namun bagaimana pun, adiknya yang paling memahami hubungan dengan orang lain dibandingkan dirinya. 

Tapi... aku menceritakan itu pada adikku sendiri?

Meskipun Ayato sudah paham secara teori, dia tetap mempelajari hal ini di buku-buku erotis yang dikirimkan para tetua klan padanya—setelah mendesaknya untuk segera memberikan seorang pewaris, dan sekarang dia hendak menanyakan itu pada adiknya?

"Tapi bukankah hubungan Kakak dengan Kakak Ipar sangat baik?" Ucap Ayaka. "Mengingat Kakak sampai melakukan itu di luar."

"Ayaka...." Ayato berdeham.

Dan Ayaka tertawa kecil, sementara Ayato tersipu malu. Saat itulah ia memutuskan bahwa itu bukan masalah untuk menceritakannya pada adiknya.

"Masalahnya sama sekali tidak seperti itu," Ayato buru-buru menambahkan, tujuannya untuk mengalihkan pembicaraannya dari Ayaka. "Tapi karena...."

Kemudian Ayato menceritakannya pada Ayaka. Semua tentang lamaran dari Yuuki yang pernah diterimanya, tentang bagaimana dia tidak ingin [Name] mendengar itu. Dan ia berkata pada Ayaka betapa dia menginginkan [Name] untuknya, bukan karena didorong kewajibannya sebagai Kepala Keluarga Klan Kamisato tapi karena hatinya.

Ayato mengatakan semuanya pada adiknya dan bahkan lebih lagi. Ia menceritakan tentang apa yang ada dalam pikiran dan hatinya, bagaimana perasaannya saat melihat gadis itu pertama kali, bagaimana ia begitu membutuhkan gadis itu, pun bagaimana ia merasa begitu menyesal sudah membuat batas pada gadis itu. Tiba-tiba ia terpikirkan beberapa hal, ini adalah pertama kalinya Ayato mengatakan banyak hal seperti ini pada adiknya 

Kemudian, setelah ia selesai, Ayaka menyunggingkan senyumannya dan berkata, "syukurlah. Ini artinya Kakak akan baik-baik saja dengannya."

Ayato terenyuh sejenak dan tersenyum kecil. "Begitukah menurutmu?"

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang