Extra Story : Chapter 2

602 90 28
                                    

[Name] mematut dirinya di depan cermin, jemarinya menelusuri perutnya yang kian membuncit dan terasa semakin berat, bahkan pusarnya pun sampai ikut mencuat keluar. Kadang kala dadanya terasa nyeri dan kakinya semakin terasa kram, hingga membuatnya semakin sulit beraktivitas. Namun dari seluruh perasaan itu, gerakan-gerakan halus yang ia rasakan di dalamnya selalu membuatnya tersenyum.

Ini sudah bulan ke lima kehamilannya, rasanya telah begitu banyak yang berubah pada dirinya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa dirinya akan segera menjadi seorang Ibu.

"Kau cantik."

[Name] menolehkan pandangannya tepat saat Ayato menggeser fusuma di ruangannya, menatapnya sambil bersandar dan tersenyum padanya. Dia segera masuk dan kembali menutup fusuma, mendekat padanya lantas melingkarkan tangannya di bahu [Name]. Ayato mengecup bahunya yang terekspos di sana kemudian menatap pantulan dirinya di depan cermin.

Sungguh, rasanya aneh dan sangat... ajaib. Entah bagaimana [Name] harus menjelaskan perasaannya saat ini.

[Name] memutar tubuhnya, menyandarkan kepalanya pada dada bidang Ayato. "Berat badanku bertambah banyak," katanya, intonasinya terdengar sedih.

"Tentu saja," ucap Ayato hangat. Menangkup wajah istrinya dan mencium pipi serta bibirnya dengan lembut. "Itu normal. Artinya kau dan anak-anak kita sangat sehat."

Sejujurnya [Name] sangat takut saat ini. Dia bukan takut dengan acara pada siang ini, melainkan takut kala Ayato mungkin meninggalkannya disaat dirinya tidak terlihat seperti dulu. Meski Ayato setiap hari terus berkata kalau dia mencintai dirinya, berkata bahwa dirinya begitu cantik, [Name] tetap saja takut.

Ini semua salah para Nyonya yang selalu mengeluhkan rumah tangga mereka saat mereka sedang mengandung.

[Name] mendongak, memberikan jarak. Dia menekankan satu jarinya ke dada Ayato. "Tidak boleh ada wanita lain," ujarnya tajam.

Ayato menatapnya dengan sebelah alisnya terangkat. Dia jelas tidak paham apa yang sedang ingin [Name] katakan saat ini.

"Aku sedang serius sekarang. Tidak boleh ada wanita simpanan, perselingkuhan, dan—"

"[Name], aku tidak mungkin melakukan itu," sela Ayato cepat, menegaskan. "Kau tidak lupa bukan kalau aku bahkan tidak pernah menyentuh wanita mana pun sebelum aku menikah denganmu?"

[Name] terlalu sibuk dengan suasana hatinya sendiri hingga ia hampir mengabaikan ekspresi yang Ayato berikan sekarang, dan begitu ia mendongak sekali lagi untuk menatapnya, dia terpana pada suaminya.

Ayato terlihat sangat serius, hampir benar-benar akan marah padanya. Namun entah bagaimana, dia menahannya di sana, berusaha tidak meninggikan suaranya saat ini. Ayato Kamisato tidak pernah marah padanya sebelum ini, tapi [Name] tidak membencinya sama sekali karena itu artinya dia bersungguh-sungguh dengan yang dikatakannya.

"[Name]?"

"Kau benar. Maaf. Maafkan aku. Aku hanya…."

Ayato mengembuskan napasnya panjang dan menyentuh perut istrinya yang besar itu. Dia menatap [Name] dalam-dalam. "Aku tahu apa yang kau khawatirkan, tapi aku hanyalah milikmu. Kau mengerti?" kata Ayato dengan lugas.

[Name] mengangguk. "Aku mengerti."

Sebelah tangan Ayato berangsur menelusuri punggung [Name], menghujani wajahnya dengan ciuman. "Dan kau akan selalu jadi milikku," katanya. "Sampai kapan pun itu. Kau mengerti?"

[Name] sekali lagi mengangguk, memiringkan kepalanya saat bibir Ayato meluncur ke jenjang lehernya.

"Kau selalu menggairahkan, bahkan ketika kau terlihat seperti ini. Aku sangat bahagia setiap kali melihatmu berjalan ke arahku dengan membawa kedua anak kita," ucap Ayato tulus sepenuh hatinya.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang