Chapter 9

747 158 1
                                    

"Ba-bagaimana mungkin ini terjadi!?"

Siang itu, Ayato—suaminya itu—tiba-tiba memanggilnya untuk menemuinya di kantor. Di sana ia diberi sebuah surat dengan stampel yang amat dikenalinya dari Mondstadt.

Awalnya ia mengira Diluc hendak mengatakan sesuatu padanya, tapi kalimat pertama yang ia baca dalam surat itu adalah, "aku akan datang ke Inazuma. Secepatnya" tanpa memberikan waktu yang jelas.

Bukan hanya Diluc, bahkan Kaeya menuliskan hal yang sama. Tidak ada basa basi lainnya pula atau apa pun sejenisnya. Kaeya pun demikian dan meminta [Name] untuk bersiap. Bersiap? Bersiap apa? Memangnya apa yang terjadi!?

"Apa yang dikatakan kakakmu?" tanya Ayato akhirnya.

"Mereka... akan datang... ke Inazuma."

Selama [Name] mengirimkan surat ke Diluc, dia hanya menjelaskan tentang keadaannya tanpa memberitahu masalah yang dialaminya saat ini.

Awalnya Diluc hendak langsung datang ke Inazuma, ingin menjemput gadis itu dan seperti dugaannya, dia hendak memberikan tuntutan kepada Inazuma sebagai pidana penculikan dan pemaksaan, jadi [Name] segera menolak itu dan meminta Diluc menunggunya sementara [Name] akan menyelesaikan masalah ini sendiri.

Dia tidak ingin merepotkan Diluc lebih dari semua yang telah ia berikan selama gadis itu tinggal di Mondstadt. Terlebih masalah diplomatik bukanlah masalah biasa.

Jadi... kenapa mereka tiba-tiba ingin datang?

"Bukankah itu bagus?" Kata Ayato. [Name] melihat kearahnya. Dia melanjutkan, "kedua kakakmu akan datang, dan kau juga sudah lama tidak bertemu mereka."

"Kau benar, tapi... aku tidak tahu alasan mereka datang dan... aku belum mengatakan soal ini."

"Soal apa?" Ayato mengulang.

"Itu... pernikahanku... denganmu."

Lebih tepatnya, [Name] awalnya ingin menyembunyikan ini sementara sebelum memberitahu keduanya. Dia yakin dengan pasti kalau Diluc akan curiga jika mendengar kabar dia menikah secara tiba-tiba.

Bagaimana pun, dia menghilang di tengah malam secara mendadak; lalu pergi tanpa berpamitan, dan tiba-tiba memberi kabar kalau dirinya ada di Inazuma; sudah dipastikan keduanya akan lebih terkejut lagi jika tiba-tiba [Name] berkata sudah menikah padahal dia belum lama tinggal di sini.

[Name] tidak benar-benar berniat tidak akan pernah mengatakannya, dia akan mengatakannya, sungguh. Namun di waktu yang tepat, dan itu bukan sekarang. Tapi sekarang Diluc dan Kaeya akan segera datang? Bagaimana dia menjelaskan situasi ini pada kedua kakaknya?

"Apa kau ingin aku berbicara dengan mereka?" tanya Ayato tiba-tiba.

Awalnya [Name] hendak menjawab, "iya, tolong bantu aku menjelaskan semua ini pada mereka" tapi gadis itu buru-buru mengurungkan niatnya. Tiba-tiba ia teringat pada seorang pemabuk yang berniat menyentuhnya saat ia tengah melayani para pelanggan di Tavern, dalam waktu singkat, Diluc menendang pria itu keluar dan melarangnya untuk datang lagi. Sementara Kaeya, dari yang [Name] dengar, melaporkan sebuah tindak kriminal kepada Jean dan membuat pria itu ditahan selama satu tahun.

Dengan kata lain, meminta Ayato menjelaskan situasinya saat ini justru akan memperburuk keadaan. Mungkin bukan hanya dirinya yang akan dimarahi habis-habisan oleh kedua kakaknya, tapi Ayato juga. Kalau itu terjadi, selanjutnya tidak akan menjadi masalah diplomatik lagi.

"Aku akan coba berbicara dengan mereka dulu," ucap [Name] pada Ayato, ekspresinyas sedikit ragu. "Selama itu, tolong jangan terlalu terlibat dengannya."

Ayato mengangguk. Ia lalu berkata, "Kupikir kau sudah mengatakannya pada mereka."

"Aku belum mengatakan apa pun pada mereka." [Name] mengembuskan napasnya pendek dan meletakan surat di tangannya di atas meja. "... dan berniat mengatakannya nanti. Mereka juga tidak tahu detail masalahku yang ada di sini."

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang