Chapter 4

1K 172 16
                                    

"Kenapa kau berjalan jauh sekali?"

"Apa?"

Ayato membalikkan badannya, dirinya mendapati seorang gadis yang berdiri cukup jauh—sangat jauh malah—di depannya seolah sedang menjaga jarak.

Dia sudah bertemu dengan gadis ini lebih awal daripada yang direncanakan, mengetahui sedikit hal yang sebetulnya mungkin gadis ini hendak sembunyikan, dan... ya, dia bisa menerka seperti apa gadis ini sesungguhnya hanya dari gerak geriknya saja.

Ayato akan mengira kalau [Name] canggung dan gugup padanya, jadi dia mungkin akan menjaga jarak darinya saat mereka hanya berdua seperti ini. Namun dia jelas tahu, alasan [Name] berjalan dengan jarak cukup jauh bukan karena itu terlebih dengan tatapan ganas yang mengarah padanya.

"Maaf untuk yang sebelumnya," ucap Ayato lagi. "Sejak awal, aku tidak berniat untuk membantumu melakukannya."

Gadis itu menyilangkan tangannya di depan dada dan menatapnya lurus. Ia tersenyum penuh makna. "Benar, berkatmu aku jadi tidak bisa kabur sekarang."

Ayato terkekeh. "Aku hanya mencoba membantu wanita yang sedang berusaha membahayakan dirinya dengan melompati dinding, agar...."

"!?"

Ayato melangkah perlahan, mendekati wanita itu hingga tersisa beberapa langkah dihadapannya. Dia melanjutkan, "... dia tidak harus menikahiku. Bukankah aku sudah mengatakan itu dalam suratku?"

Gadis itu mendengus, mengalihkan pandangannya sejenak dan tersenyum tipis. Lalu kembali menatap Ayato. "Kau sungguh-sungguh? Akan menikahi wanita yang bahkan tidak pernah kau temui, Tuan Komisioner?"

"Bukan 'Tuan Komisioner', Ayato. Tolong panggil aku seperti itu."

[Name] menatap Ayato sejenak, tampak bingung awalnya lalu tiba-tiba membungkukan badannya sopan. "Tolong, maafkan ketidaksopananku sebelumnya. Aku tidak mengira kalau itu...."

"Itu memang mengejutkan, tapi aku cukup senang," ucap Ayato. Saat ia tersenyum, [Name] kembali mengangkat wajahnya. "Mungkin kalau kau tahu, aku tidak akan mendapatkan perlakuan kurang ajar ini darimu."

"Uh... maaf."

Walaupun merasa tersindir, tampaknya gadis itu tidak terlalu merasa bersalah. Namun sungguh, Ayato tidak membenci sikapnya ini dan justru berharap gadis ini terus begitu kepadanya.

Lalu Ayato menambahkan, "tapi mungkin kupikir sebagai istriku, kita bisa mengabaikan masalah itu."

Alis [Name] naik sebelah, mendengus dan tersenyum seala kadarnya. "Istrimu?"

"Ya. Bukankah kau bilang kau akan menikah denganku? Jadi kau ini istriku. Coba kuingat...." Ayato bertopang dagu seolah sedang berpikir, lalu berkata dengan percaya diri, "kau bilang 'aku akan menikah dengannya tapi tidak tahu apa pun tentangnya, itu seperti'—"

"Baiklah, baiklah! Aku mengerti. Tolong jangan katakan lagi." [Name] menatap Ayato tidak suka, dia memberengut kesal. "Kau ini sensitif sekali."

Ayato terkekeh. "Mungkin."

[Name] mengembuskan napasnya panjang, dan menatap Ayato lurus. "Kau pasti sungguh membutuhkan pernikahan ini...."

Ayato terdiam sejenak. Apa yang dikatakannya bisa benar dan bisa juga salah.

Memang Ayato sangat membutuhkannya. Selain untuk membungkam gosip itu tentu untuk melanjutkan garis keturunan Klan Kamisato, dia membutuhkan seorang pewaris. Namun di sisi lain, dia juga merasa ada yang salah dengan pernikahannya ini. Lebih tepatnya dengan tujuan pernikahannya ini.

"Aku tidak mengenalmu," kata gadis itu akhirnya. Memperjelas alasan gadis ini menolak pernikahannya ini.

Ayato tersenyum simpul. "Aku juga tidak mengenalmu. Tentu selain... kau gadis yang sangat eksentrik dan payah dalam memanjat."

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang