Chapter 18

891 134 6
                                    

[Name] menghabiskan sepanjang hari itu duduk di pelataran usai dari pelajarannya hari ini. Lagi-lagi tangannya hari ini harus membiru lantaran latihan ketatnya untuk bermain shamisen, tapi itu lebih baik daripada dia harus merasa bosan seharian tanpa melakukan apa pun.

Ini hari yang sempurna. Langit biru cerah dan angin yang berembus layaknya nyanyian burung menemaninya, biasanya disaat-saat seperti ini [Name] hanya akan duduk santai sambil merebahkan kepalanya lalu tidak sengaja tertidur.

Kemudian di tengah-tengah itu, Ayato datang menghampirinya.

"[Name], ada yang ingin kubicarakan denganmu," katanya.

"Ada apa?"

"Apa tidak sebaiknya kau menunjukan vision dan kemampuanmu?"

"Alasannya?"

"Memancing 'Ayahmu'."

Selama ini "Ayahnya" hanya melihat [Name] seperti barang yang harus dijual, itu masuk akal kenapa Ayato menanyakan hal itu padanya.

"Ayahnya" hanya tahu wajah gadis itu dapat memikat orang lain, karenanya ia mengurung [Name] begitu dia sampai di Inazuma. Namun dia tidak tahu tentang vision dan kemampuannya, dan jika ia baru mengetahui hal itu tepat saat ia sudah menikah, "Ayahnya" tidak dapat menyentuhnya dan mulai merasa frustasi karena sudah menjual sebongkahan batu yang ternyata berisi berlian. Meskipun Yuino-kin yang diberikan Ayato saat Yuino-hin hari itu tidak sedikit, pasti "Ayahnya" akan bersikap seperti itu mengingat nilai jualnya bisa lebih tinggi lagi.

"Tapi bukankah kalau seperti itu, dia akan mengalihkan fokusnya padamu?" tanya [Name] dengan ekspresi ragu.

Ayato tersenyum seperti biasa. "Betul. Namun dia tidak akan bisa mengusik klan Kamisato dan Yashiro Commission semudah itu."

[Name] baru-baru ini mempelajari tentang hubungan Tri-Commission ini dari Nyonya Sakamoto. Walaupun Yashiro Commission tidak memiliki pengaruh sebesar Kanjou Commission dan Tenryou Commission, tapi wewenang dan kekuatannya masih sama karena mereka mampu mengawasi dua Komisi yang lainnya.

Namun pikiran buruk menghantuinya, membayangkan klan Kamisato—tepatnya, Ayato sendiri—yang harus menggantikan dirinya mengalihkan fokusnya pada dia, rasanya [Name] sangat keberatan.

"Tidak apa-apa." Sambil berkata demikian dengan lembut, Ayato pipinya yang kemerahan dengan lembut. Ekspresinya tidak berubah. "Aku akan baik-baik saja dan aku sudah berjanji akan melindungimu, 'kan?"

Melihat Ayato berkata seperti itu sambil memandangnya lurus, membuat dada gadis itu berdegup dan wajahnya mulai panas. [Name] yang mendapati dirinya malu dengan itu, mengalihkan pandangannya sambil menutup sebagian wajahnya.

"... baiklah."

... kenapa... aku merasa malu sekali!?

☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆.。.:*・°☆

Siangnya, kediaman Yashiro Commission menjadi lebih ramai daripada biasanya. Orang-orang berlalu-lalang, keluar dan masuk kediaman, membawakan berbagai macam barang seperti kain, kimono, kanzashi, obi, dan aksesoris lainnya. Lalu seorang gadis muda mendatangi [Name] di kamarnya, dia menundukkan kepalanya dengan hormat.

"Selamat siang, Nyonya Kamisato. Saya Chiori, perancang busana yang dikirim Tuan Kamisato untuk mengukur Anda."

"Ah, iya." [Name] menundukkan sedikit kepalanya. "Mohon bantuannya, Nona Chiori."

"Tolong Nyonya panggil saya Chiori saja."

"Baiklah...."

Sepanjang siang itu, Chiori mengukur kimono yang akan digunakan [Name] untuk keperluan yang akan mendatang.

✅️ [21+] The Commissioner Who Loved Me | Ayato Kamisato x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang