12. Hal Nekat!

24.1K 1.1K 40
                                    



Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Jika ditanya Maura nangis atau tidak, jawabannya adalah tidak! Ia sudah tau kalau ini hanya jebakan, tapi gadis itu mengikuti permainannya dan berpura-pura bodoh saja. "Mainnya kurang rapi, masa ke baca sama gue." Kedati demikian, Maura tidak tahu jika wajah perempuan itu bukan lah wajah aslinya.

Maura menatap sekeliling gudang untuk mencari cela jalan keluar, ia pun menemukan sebuah jendela kecil yang berada di bagian atas tembok dan cuma itu satu-satunya jalan keluar agar ia bisa terbebaskan dari gudang ini. Jika diperkirakan, tinggi jendela itu 2 meter dari permukaan.

"Agak tinggi juga, Manahan gue pake rok lagi, gimana dong? Ah... Trobos aja lah." Ia mulai menyusun bangku dan meja yang ada didalam gudang. Dirasa sudah cukup, Maura mulai menaiki satu persatu bangku yang sudah disusunnya. Dengan susah payah ia menaiki bangku itu, dan akhirnya, ia sampai pada puncaknya.

Maura membuka jendela secara perlahan lalu menatap ke bawah, "woahhh... Lebih tinggi dari pohon ceri," monolognya.

"Bismillah, berdoa untuk keselamatan kaki semoga gak ke seleo." Maura mulai mengambil ancang-ancang untuk melompat keluar, dan...

Bruk!

Ia mendarat dengan sempurna tapi kakinya tetap sakit sedikit. "Shhhh, kaki gue ngilu anjay!" Maura mengurut kakinya secara perlahan. Dirasa mulai mendingan, ia pun berjalan menuju ndalem dengan tertatih-tatih.

Seseorang yang melihat Maura lolos dari perangkapnya langsung berdecih, "cih, ternyata gak selemah yang gue kira." Ia pun berjalan menuju asrama putri dengan perasaan kesal.

"Assalamualaikum, Ummi," salam Maura sambil duduk di sofa dan menyandarkan pundaknya.

"Waalaikumsalam, udah selesai? Gimana? Seru gak?" Tanya Saida dengan antusias. Maura kembali menegakkan tubuhnya, "seru, Ummi. Tadi kita keliling taman, tapi karena aku cape jadi kesini deh, hehehe."

"Aku mau istirahat dulu ya, Ummi. Boleh 'kan?" Sambung Maura.

"Boleh dong, tapi tunggu Dzuhur, ya?" Maura mengangguk dan tidak lama kemudian adzan berkumandang, ia sholat di rumah karena kakinya sakit. Maura hanya bilang pegal ke Saida karena abis jalan-jalan, padahal mah abis lompat dari ketinggian 2 meter.

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Maura sudah selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah, gadis itu mengambil handphonenya didalam tas dan ternyata banyak pesan dari suaminya.

Maura sudah selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah, gadis itu mengambil handphonenya didalam tas dan ternyata banyak pesan dari suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang