69. Bunga Tulip Putih

11.3K 692 94
                                    

Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Setelah berdebat panjang dengan emosi yang tinggi dan rasa egois yang tinggi terhadap keduanya, Maura yang bersikukuh ingin pulang kerumah orangtuanya sedangkan Zayn yang berusaha mempertahankan istrinya untuk tetap disisinya.

Namun pada akhirnya, Zayn mengalah, ia membiarkan istrinya untuk pulang ke rumah orangtuanya. Zayn tidak memulangkan Maura ke orangtuanya, tidak! Tidak akan pernah! Cowok itu hanya memberi ruang untuk istrinya berfikir atau memberi waktu agar pikiran Maura kembali tenang.

Mengingat Maura sedang mengandung membuat Zayn tidak bisa berbuat banyak selain menuruti kemauan istrinya. Zayn pulang menggunakan taksi sedangkan Maura diantar oleh Black, itu karena permintaan Maura. Tapi Zayn tidak pulang, ia mengikuti Maura dari belakang untuk memastikan istrinya benar-benar selamat sampai rumah.

Selang beberapa menit mereka sampai di kediaman Bravaska. Maura memencet bel secara terus-menerus membuat seseorang dari dalam rumah menggerutu karena tamunya tidak sabaran sekali.

Ceklek.

"Sa—" ucapan Jovita terpotong karena Maura langsung memeluk Mamanya sambil menangis. Jovita membalas pelukan itu dengan bingung namun khawatir juga. "Sayang, kamu kenapa hey? Cerita sama Mama, siapa yang bikin putri kecil Mama nangis, hm?" Ujar Jovita sambil mengelus lembut punggung bergetar anaknya.

"Kita masuk dulu, ya?" Ajak Jovita dibalas anggukan oleh Maura.

Keduanya masuk dan Zayn tidak bisa lagi melihat istrinya ketika pintu besar itu tertutup rapat. Cowok itu menghembus nafas dalam, lalu memerintah supir taksi untuk jalan lagi menuju rumahnya.

Aku kecewa sama Kaka! Kecewa sama Kaka! Kecewa! Kata-kata kecewa serta suara lirih Maura terus terngiang-ngiang di telinga Zayn.

Maafin Kaka karena sudah bohongin kamu, maafin Kaka karena menyembunyikan hal ini dari kamu, harusnya Kaka langsung kasih tau kamu saat Kaka tau semuanya, 'kan? Harusnya Kaka langsung cerita sama kamu disaat Kaka tau siapa yang sudah pasang badan buat Kaka. Maaf.. karena udah bikin kamu kecewa, maaf.. kamu tau semua ini dari orang lain, maaf.. karena keegoisan Kaka, hubungan kita jadi seperti ini. Maaf, Aura – batin Zayn dengan menahan rasa sesak di dadanya. Airmata nya terus mengalir membuat supir taksi menatap iba dari kaca. Baru kali ini ia melihat seorang lelaki menangis sampai tersedu-sedu.

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Maura duduk disofa sambil menggenggam erat gelas yang diberikan Jovita sedangkan sang Mama duduk disampingnya sambil mengelus punggung anaknya. Maura sudah menceritakan semuanya kepada Jovita, bahkan Jovita tidak menyangka akan kebenaran ini, Zayn ketua geng? Tak hanya itu.. bahkan menantu kesayangannya sampai membunuh?

"Terus kamu mau gimana sekarang? Keputusan ada ditangan kamu, Mama gak akan memaksa. Tapi ada yang harus kamu ingat," jeda Jovita membuat Maura menatap lemah Mamanya. Jovita pun menyentuh perut Maura, "ada bayi yang tidak bersalah di perut kamu dan Allah tidak suka perceraian," sambung Jovita.

Maura tau itu, ia juga tidak berniat untuk berpisah dengan Zayn. Ia hanya butuh waktu untuk menerima semua kenyataan ini. "Aku tidak akan bercerai, Mah. Aku juga gak benci ataupun marah sama Kak Zayn, aku hanya butuh waktu untuk semua ini. Mama tau, rasanya ketika orang yang sangat Mama percaya ternyata membohongi Mama sebesar ini? Sakit Mah, hiks.. hati aku sakit ketika semuanya tau sedangkan aku seperti orang bodoh yang tidak mengerti apapun, hiks.." tangis Maura kembali pecah, Jovita segera membawa anaknya kebekapannya. Ia meneteskan airmatanya karena Maura yang terkenal anak kuat, menjadi lemah karena ulah suaminya.

ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang