22. Badut Mampang

19.5K 949 51
                                    



Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Hari sudah berganti, Maura sudah bersiap untuk pergi ke kampus sedangkan suaminya masih tertidur dengan damai di kasur. "Kak! Kak Zayn bangun! Aku mau kuliah dulu, ya?"

Zayn langsung membuka matanya, "Kaka ikut," ujarnya dengan suara khas bangun tidur.

"Kaka gak ada kelas 'kan? Kenapa ikut? Mau jadi pusat perhatian cewek-cewek lagi, hah?" Omel Maura.

"Engga, sayang. Kaka khawatir sama kamu." Maura menghembuskan nafasnya, ini yang ia takutkan kalau cerita ke suaminya. Pasti cowok itu akan selalu mengkhawatirkan dirinya dan menjadi overprotektif terhadapnya.

"Kak, aku udah gede, Kaka tau kan aku gimana? Jadi tenang aja, oke? Lagian aku juga sama Putri kok, gak sendirian. Katanya Kaka ada kajian sama Abi? Lupa, ya?" Tutur Maura.

Kini Zayn yang menghembuskan nafas, "iya... Kaka ada kajian, tapi Amora punya niat gak baik sama kamu. Kaka takut dia ngapa-ngapain kamu."

Maura duduk ditepi kasur, "Kak.... Kak Zayn tenang aja, aku bakal baik-baik aja kok, kan ada Allah yang selalu jagain Aura. Aku gak mau Kaka batalin janji sama Abi cuma karena aku, kalau tau gini mending aku gak usah cerita aj----"

"Ehhh... Gak ada, ya! Harus cerita semua! Pokoknya apapun itu harus diceritain, gak boleh ada rahasia-rahasia lagi. Oke, kamu boleh pergi sama Putri tapi harus selalu kabarin Kaka! Sampe kampus kabarin, mau masuk kelas kabarin, ma---"

"Iya, sayang iya. Yaampun.... Cuami aku ini pocecip banget sihhh," sela Maura sambil mencubit gemas kedua pipi Zayn.

Jangan tanya kondisi Zayn saat ini, kuping dan pipinya memerah, bibirnya terangkat tinggi, dan ada banyak sekali kupu-kupu bertebaran memenuhi perutnya. Melihat tingkah suaminya, Maura jadi tertawa ngakak, "suami aku salting? Hahaha" ledek Maura.

"Aaaaa, bochil tanggung jawab!" Zayn menyembunyikan wajahnya di leher Maura karena malu. YA ALLAH GEMES BANGET ARGHHHHHH – Histeris Maura dalam hati.

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Setelah sesi uwu-uwuan selesai, keduanya segera berangkat menuju pondok. Selang beberapa menit mereka pun sampai. Maura langsung pamit kepada suaminya dan juga mertuanya. "Kak, aku berangkat, ya?"

"Iya... Hati-hati, ya? Inget, kabarin Kaka terus!" Peringat Zayn.

"Iya, Kak. Aku sama Putri berangkat dulu ya Ummi, Abi."

"Kalian hati-hati, jangan ngebut."

"Siap Ummi. Kalau begitu kami berangkat, assalamualaikum." Pamit keduanya lalu menyalimi tangan Saida dan Aiman, Maura juga menyalimi tangan suaminya. Keduanya pun berangkat menggunakan mobil, karena kalau pakai motor Maura keribetan sama gamisnya.

Zayn tentu tidak melepas Maura begitu saja, ia sudah menyuruh teman-temannya untuk menjaga Maura dari jauh. Setelah mendengarkan segala cerita istrinya semalam, Zayn jadi lebih protektif terhadap Maura. Gadis itu memang sudah menceritakan semuanya ke Zayn, mulai dari dikunciin digudang, cewek misterius belakang pondok dan sebuah kotak yang isinya foto pernikahan mereka beserta sepasang merpati yang sudah mati. Tapi Maura tidak memberitahu isi surat dari kotak tersebut.

"Yaudah kita juga pamit ya, Ummi," ujar Aiman.

"Iya, kalian juga hati-hati, ya? Nanti kabari aku kalo udah sampai, Mas." Aiman mengangguk, Saida menyalimi tangan suaminya dan Zayn menyalimi tangan Ummi-nya. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatu," pamit keduanya.

ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang