28. Kelakuan Maura Pt.2

17.1K 821 45
                                    

Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Kini hujan sudah berhenti dan pagi sudah menjadi siang, kedua pasutri ini sudah selesai mandi air hangat dan juga sudah melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah. Zayn sedang siap-siap karena ada kajian di pernikahan temannya, ia di undang untuk mengisi acara pada pernikahan sang teman.

Maura melihat heran suaminya yang sudah rapih, "loh Kaka mau kemana?" Tanya nya.

"Kan kemarin Kaka bilang mau ngisi acara di pernikahan temen." Maura hanya cengengesan, mungkin dia lupa?

Tak lama, gadis itu tersenyum penuh arti. "Aku mau ikut boleh?" Zayn yang sedang merapikan rambutnya langsung berhenti lalu menatap istrinya. "Yakin? Kaka lumayan lama loh, kamu di pondok aja."

"Gak mau! Maunya ikut Kak Zayn," rengek Maura.

"Nanti kalau kamu bosen gimana?" Maura langsung menggeleng cepat, "engga! Aku gak bakal bosen kok, boleh ya?" Ujarnya dengan wajah memohon.

Zayn menghembuskan nafas pasrahnya, "oke, boleh. Ganti baju sana." Maura langsung melompat kegirangan, ia segera berlari ke lemari untuk berganti pakaian sedangkan Zayn hanya menggeleng kecil melihat tingkah istrinya. "Tadi di kampus galak banget tapi giliran dirumah gemesin banget, ini orang yang sama kan?" Gumam Zayn.

Butuh waktu dua puluh menit untuk Maura bersiap-siap, dan sekarang keduanya sudah bersiap untuk berangkat.

"Aura..." Panggil Zayn.

"Kenapa, Kak?"

"Kaka boleh minta kamu pakai niqab?"

Maura menyeritkan dahinya, "niqab itu apa?"

"Cadar, Aura."

"Cadar? Yang nutupin hidung sama mulut itu? Kayak Ummi?" Tanya Maura dibalas anggukan oleh Zayn.

"Memangnya wajib?" Tanya Maura lagi membuat Zayn tersenyum, "Ibnu qaasim Al abadi berkata, “Wajib bagi wanita menutup seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan, walaupun penutupnya tipis. Dan wajib pula menutup wajah dan telapak tangan, bukan karena keduanya adalah aurat, namun karena secara umum keduanya cenderung menimbulkan fitnah.” Jadi, memakai cadar itu hukumnya Sunnah namun dianjurkan untuk wanita muslimah agar tidak terkena fitnah dari lelaki yang melihatnya dengan syahwat." Jelas Zayn panjang lebar membuat Maura mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tapi... Melihat dengan syahwat itu apa?" Tanyanya.

"Syahwat itu artinya keinginan atau dorongan yang timbul dalam diri seorang lelaki ajnabi untuk meraih sesuatu yang membuatnya senang, semacam nafsu gitu."

"Terus lelaki ajnabi apa?" Tanya Maura lagi dan Zayn menjelaskan semua yang ditanya istrinya dengan detail agar gadis dihadapannya ini paham.

"Lelaki yang tidak memiliki pertalian darah atau lelaki yang bukan mahram."

"Berarti Kak Zayn termasuk lelaki ajnabi dong."

"Engga dong, kita kan udah mahram."

"Tapi kan gak ada pertalian darah." Zayn menghembuskan nafas panjangnya, ia bingung harus menjelaskan gimana persoalan yang satu ini. Akhirnya Zayn memilih untuk skip persoalan ini karena mereka bisa terlambat jika terus melanjutkannya.

"Gini aja, kamu pakai cadar dulu hari ini, gimana?"

"Tapi aku gak ada cadar."

"Kaka ada, sebentar." Zayn langsung mengambil cadar Umminya yang kekecilan.

ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang