53. Debay coming soon!

16.7K 798 118
                                    

Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Setelah menceritakan segala kejadian tiga tahun lalu, Zayn meminta izin kepada Putri dan teman-temannya agar ia bisa ziarah ke makam Alvin, mereka pun mengizinkannya dan memberitahu Zayn di mana letak makam Alvin. Disinilah Zayn sekarang, dimakam seseorang yang rela mengorbankan nyawanya tiga tahun lalu.

"Assalamualaikum, Alvin Alardo Diaskara, nama lo bagus." Senyum Zayn terukir dibibir tipisnya.

"Maaf, gue baru bisa ziarah sekarang. Maaf juga... Karena gue, lo jadi pergi ninggalin orang-orang yang lo sayang tanpa adanya kata perpisahan. Maafin gue, Al."

"Harusnya gue yang ada disana, 'kan? Harusnya gue yang pergi duluan, supaya Maura gak ngerasain semua ini. Dulu... Lo minta gue buat jaga seseorang yang bernama Aura, jujur gue kesulitan cari cewek itu karena minim informasi. Hingga akhirnya, takdir mempersatukan kita, dan Aura yang lo maksud waktu itu adalah istri gue yang sekarang."

"Sebegitu pentingnya Maura buat lo, Al? Sampai detik terakhir pun nama Maura yang lo sebut dan suruh gue buat jaga dia."

Zayn tersenyum getir, "entah gue harus bahagia atau engga setelah mengetahui semuanya. Gue bingung, apa yang harus gue lakuin sekarang, Al?"

"Tapi satu hal yang pasti dan yang harus lo tahu, kalo gue bakal tepatin janji itu untuk jaga Maura dengan jiwa dan raga gue sendiri. Jika perlu, gue bakal lakuin hal yang sama seperti apa yang lo lakuin ke gue, Al. Makasih buat semuanya dan maaf."

"Gue pamit, ya? Lo yang tenang disana, semoga lo mendapatkan tempat terbaik disisi Allah. Aamiin."

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatu." Setelah itu, Zayn menaburkan bunga yang sempat ia beli saat menuju ke makan Alvin. Selesai menaburkan bunga tersebut, Zayn pun melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah.

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Dua minggu kemudian.

Universitas Islami Ghaffar sedang sibuk-sibuknya menyiapkan segala hal untuk pentas seni yang akan diadakan lusa. Karena Maura tidak ikut tampil, jadi ia yang mengatur keamanan serta membantu segala persiapan bersama dengan Varrel, Bella dan Angga.

"Ra, kostum gimana?" Tanya Angga.

"Aman, besok lo sama Varrel ambil, ya?" Kedua pemuda itu pun mengangguk. Kini mereka menatap teman-temannya yang sedang latihan, kelas Maura membawakan drama pendek yang berjudul trust issue. Seperti judulnya, ini tentang seseorang yang tidak percaya dengan orang lain disekitarnya. Entah gimana ceritanya, drama ini sangat mirip dengan kondisi Maura saat ini, Maura yang sudah mulai tidak percaya dengan orang-orang sekitarnya, Maura yang mulai sedikit tertutup dengan orang-orang sekitarnya, separah itu kondisi ia sekarang?

Maura pun bingung harus apa.

Saat sedang memantau semuanya, perut ia tiba-tiba sakit dan itu membuat Maura langsung terduduk lemas di bangku yang tak jauh darinya. Melihat Maura yang seperti menahan sakit, Varrel pun menghampirinya, "Lo kenapa? Muka lo pucet, Ra."

"Gu-gue gapapa, perut gue sakit aja."

"Mau ke UKS? Gue temenin ayo." Varrel hendak menyentuh Maura tapi gadis itu menghindar agar tidak bersentuhan dengan cowok dihadapannya. "Gue bisa sendiri, Rel."

"Tapi lo pucet banget, Ra. Dan dari sini ke UKS itu jauh, gue temenin aja, ya?" Bujuk Varrel namun Maura tetep menolaknya.

"Gak usah, lo bantuin Bella sama Angga aja. Gue bisa sendiri, assalamualaikum." Maura pun beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju UKS dengan memegangi perutnya yang sakit luar biasa. Melihat Maura yang sangat keras kepala membuat Varrel makin khawatir, ia pun menghampiri Angga terlebih dahulu untuk izin ke kamar mandi sebentar. Setelah izin, Varrel mengikuti Maura secara diam-diam, ia hanya ingin memastikan gadis itu selamat sampai UKS.

ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang