38. Bandara

14.7K 718 57
                                    



Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Adnan tidak langsung balik kepondok, melainkan ia berkendara dengan kecepatan tinggi menuju bandara Soekarno Hatta. Selama diperjalanan, ia terus menghubungi Putri tapi tidak dijawab oleh pemiliknya. "Putri lo kemana, sih."

Adnan melihat jam di handphonenya, seketika ia langsung beristighfar karena belum melaksanakan sholat magrib sedangkan waktu magrib akan habis sebentar lagi. Adnan mencari masjid atau musholla terdekat, persetan dengan Tasya yang ingin kabur, sholat jauh lebih penting.

Ketika melihat musholla didepan sana, Adnan segera memarkirkan mobilnya lalu bergegas wudhu agar tidak kelewatan sholat magrib.

Selang beberapa menit kemudian, ia selesai menunaikan sholat Magrib karena waktu isya tinggal lima menit lagi, ia pun memilih untuk tetap berada di musholla itu untuk menunaikan sholat isya nanti. Selagi menunggu adzan, Adnan berniat menelfon Aiman. "Kalau sekarang jam 7 berarti di Kairo jam... 2 siang. Pas."

Ia langsung menghubungi Aiman lewat telfon biasanya. Tak butuh waktu lama, telfon tersambung. "Assalamualaikum, Abi."

'Waalaikumsalam, Adnan. Ada apa, Nak?'

"Abi, maaf sebelumnya tapi Adnan boleh minta tolong, gak?"

'Apa?'

"Tolong hubungi pihak bandara Soekarno untuk memboikot penumpang atas nama Tasya."

'Tasya? Memang kenapa?'

"Dia menjebak Zayn dan memberi Zayn obat perangsang, Bi. Dan sekarang ia ingin kabur ke luar negeri, Adnan gak bisa ke bandara sekarang karena lagi di musholla tapi temen-temen Adnan udah mantau Tasya disana."

'Astagfirullah, Zayn. Tapi Zayn tidak melakukan kesalahankan, Adnan?'

"Alhamdulillah tidak Abi, karena saat Zayn sadar dikasih obat perangsang, dia langsung ngunci diri di kamar mandi." Terdengar hembusan nafas lega dari sebrang sana.

'Syukur Alhamdulillah. Nama panjangnya siapa?'

Nah ini yang bikin Adnan bingung, ia tidak tahu nama panjang Tasya, dan alasan ia menelfon Putri sedari tadi karena ingin menanyakan nama cewek sialan itu. "Eum... Adnan gak tau, Bi. Tapi nanti kalo Adnan udah tau, aku langsung kirim pesan ke Abi, ya?"

'Oke, secepatnya ya Nak. Takut dia sudah take off.'

"Baik, Abi, kalau gitu Adnan tutup dulu. Assalamualaikum."

'Waalaikumsalam.'

Adnan memutus sambungan teleponnya, ia segera menghubungi Putri kembali dengan harapan semoga gadis itu mengangkatnya. Namun masih tidak ada jawaban dari Putri dan itu membuat Adnan frustasi. "Putri giliran dibutuhin ngilang anjir!"

Drttt... Drt...

Ponsel Adnan berbunyi, melihat siapa yang nelfon, ia segera mengangkatnya. "Assalamualaikum, akhirnya lo angkat juga."

'Waalaikumsalam, nape? Banyak amat nelfonnya.'

"Nama panjang Tasya apa?"

'Tasya? Kenapa emang?'

"Gece, gue gak ada waktu!" Tekan Adnan.

'Cih, Tasya Revalina.'

ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang