•
•
Happy Reading..!
*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚
Seperti yang dijadwalkan kemarin, hari ini... Maura akan melakukan medical check up dengan Dokter Alfina. Awalnya Maura sempat kebingungan mencari alasan apa yang akan ia pakai agar bisa pergi ke rumah sakit tanpa ada yang ikut serta dengannya atau mengantarnya. Ternyata, keadaan berpihak kepadanya.
Zayn dan Aiman pergi karena ada kajian, Putri harus masuk kuliah karena ada latihan untuk pentas seni besok, Jovita dan Zafer pamit pulang karena Zafer mempunyai pekerjaan yang deadline-nya hari ini. Dan ia hanya izin ke Saida untuk ke supermarket sebentar karena ada sesuatu yang ingin ia beli, awalnya Saida memaksa untuk ikut mengantar menantunya itu, tapi Maura bersikukuh ingin pergi sendiri. Akhirnya dengan terpaksa, Saida pun mengizinkannya pergi asal jangan lama-lama.
Maura hanya mengangguk saja dan ia pun pergi ke rumah sakit, bukan supermarket! Tapi... Maura tidak tahu jika Zayn menaruh GPS dalam handphonenya dan mengutus teman-temannya untuk menjaga ia secara diam-diam.
Saat ini, Maura sedang duduk diruang tunggu untuk menunggu gilirannya. Teman-teman Zayn yang mengikutinya memberitahu Zayn kalau Maura pergi kerumah sakit sendirian.
'Dia nunggu di ruangan apa?' tanya Zayn lewat sambungan telfon.
"Gue gak tau tapi kayak ruang kandungan gitu soalnya ada ibu hamil juga," jawab Bagas.
'Yaudah, lo pada pantau terus. Gue mau tanya orangnya langsung, assalamualaikum.'
"Waalaikumsalam.."
Tut..
Panggilan diputus oleh Zayn, teman-temannya yang bertugas menjaga, kembali memfokuskan diri untuk memantau Maura. "Kayaknya tiga orang aja deh, tujuh orang tunggu di parkiran. Gue takut di usir security gara-gara kita keramean," saran Alfi diangguki oleh Bagas. "Gue, Alfi sama Rahmat disini. Sisanya tunggu luar aja," titah Bagas.
"Yaudah, gue sama yang lain keluar. Jaga tuh Bu Bos baik-baik," peringat salah satu temannya. "Resbe!" Ujar Rahmat. Tujuh orang yang disuruh menunggu diluar pun berjalan menuju parkiran sedangkan tiga orang itu kembali menatap Maura yang masih menunggu.
Saat sedang menunggu, handphone Maura berdering. Ia mengintip dan ternyata dari Zayn. "Mampus, kalo dia nanya gue di mana, jawab apa nih," gumamnya dengan perasaan gelisah.
Maura menarik nafas terlebih dahulu lalu menghembuskan secara perlahan, "bismillah," gumamnya. Dengan perlahan, Maura menekan tombol hijau dan telefon pun tersambung.
"Assalamualaikum, Kak. Kenapa?"
'Waalaikumsalam, kamu di mana?'
Duh ilah... Harus banget nanya gini? Bohong apa engga ya... – batin Maura.
'Halo, sayang?'
"Ah... Iya, Kak. Aku lagi di—"
Nomor urut 121..
Dalam hati Maura ingin mengumpat tapi tidak jadi karena ingat ada malaikat kecil didalam perutnya, akhirnya ia beralih jadi beristighfar. Ya Allah, Kenapa harus sekarang!!! – batin Maura.
'Kamu di rumah sakit? Ngapain? Perutnya sakit lagi?' Tanya Zayn dengan berpura-pura tidak tahu.
"En-engga, Kak. Aku... Aku dateng karena kemarin Dokter Alfina hubungi aku kalau ada vitamin yang kelupaan," alibi Maura.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYRA | PERJODOHAN
Teen FictionThe end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!! ] 📌 Cerita belum direvisi ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua orangtuanya dan ternyata seorang Gus. Yuk mampir yuk^^ . Zayn Abqary Al-Ghaf...