68. Terbongkar

11.8K 712 126
                                    

Happy Reading..!

*ੈ✩‧₊˚༺☆༻*ੈ✩‧₊˚

Waktu subuh sudah tiba, Zayn membangunkan Maura untuk melaksanakan sholat subuh tapi tidak berjamaah dengan istrinya karena ia akan sholat subuh di masjid bersama anak Glazeros. Ya.. kemarin mereka semua memutuskan untuk nginep dirumahnya.

"Sayang, bangun yuk udah subuh." Ia menepuk pelan bahu Maura dan ajaibnya gadis itu langsung terbangun, biasanya Zayn mengguncangkan badan istrinya beberapa kali atau Maura menyahut, um.. lima menit lagi, Kak. Namun hari ini gadis itu langsung terbangun lalu duduk. "Assalamualaikum, Kaka dan assalamualaikum aku," ujar Maura membuat Zayn tersenyum lalu membalas, "waalaikumsalam, cantik."

"Kaka sholat di masjid ya? Sama anak-anak," sambung Zayn.

"Mereka pada nginep?" Tanya Maura dibalas anggukan oleh suaminya. Gadis itu benar-benar mengurung diri di kamar semalaman dan setelah sholat isya, ia memutuskan untuk langsung tidur.

"Oh yaudah, aku dirumah aja."

"Ada Putri dikamar tamu, Kaka kira dia tidur disini sama kamu," ucap Zayn membuat Maura sedikit bersalah dengan sahabatnya itu. "Ah.. itu.. mungkin Putri kira Kak Zayn bakal tidur dikamar kali," alibi Maura hanya dibalas anggukan kecil sama Zayn.

"Yaudah, Kaka berangkat ya. Rumah Kaka kunci dari luar. Kamu sholat jangan tidur lagi."

"Iya, Kak. Siap!"

Zayn mengelus kepala Maura lalu mengelus perutnya, "Assalamualaikum, Ucil. Subuhan ini kita gak bisa sholat bertiga. Kamu jaga Umma, oke sayang?" Lalu Zayn mengecup perut Maura setelah itu beralih ke kening istrinya. "Assalamualaikum."

Maura tersenyum, "waalaikumsalam."

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Maura dan Putri sedang berkutat dengan peralatan dapur setelah melaksanakan sholat subuh tadi, keduanya bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apapun semalam. Maura yang berpura-pura tidak tahu apapun sedangkan Putri yang berpura-pura tidak mendengar tangisan Maura. Kedua gadis itu sedang membuat nasi goreng untuk sarapan mereka.

"Ra, ini nasi cukup kah?" Tanya Putri.

"Berapa orang sih?"

"Gak tau njir, kayaknya dua puluhan."

Maura menatap nasinya dengan menimang-nimang cara pembagian nanti. "Cukup kali. Kalo gak cukup beli nasi uduk aja," ujar Maura dibalas anggukan saja oleh Putri.

Mereka pun kembali melanjutkan acara memasaknya. Putri bagian memotong-motong sedangkan Maura mengoseng-oseng nasi goreng tersebut. "Put tolong ambilin garam."

Putri mencari garam yang bersebelahan dengan gula, gadis itu malah mengambil gula lalu menyerahkan ke Maura. Saat Maura ingin menuang ke nasi gorengnya, ia langsung menatap Putri dengan jengkel. "Ini gula anjir! Garam yang onoh noh." Tunjuk Maura.

"Eh iya kah? Abisnya hampir sama dan lo malah naro sebelahan njir," balas Putri sambil menyerahkan garam yang benar. "Ck, untung aja nih nasgor gak gue tuang gula, auto manis udeh."

"Elah gapapa, jadi manis-manis gitu kayak le-mineral," balas Putri disertai kekehan Maura pun menggeleng saja sambil terus mengoseng nasi gorengnya.

Tak berselang lama, datanglah para cowok dengan sangat heboh dan berisik tentunya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu."

"Wuah... Bau ape nih, enak bener."

"Saya mencium aroma makanan."

ZAYRA | PERJODOHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang