Kinara menerima suapan suaminya yang terus menyuapinya padahal dirinya sudah kenyang, Kinara mendorong pelan sendok yang disodorkan suaminya. Namun melihat tatapan tajam suaminya kinara langsung melahap kembali suapan suaminya.
"Makan yang banyak supaya kamu sehat" ucap ivano terus menyuapi istrinya.
Kinara menatap ivano. "U-udah aku udah kenyang mas" tolak Kinara.
Ivano menatap kinara lekat. "Benar sudah kenyang?" Tanya ivano.
Kinara mengangguk cepat. "Iya, aku udah kenyang" jawab kinara.
Ivano mengangguk pelan menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi hari ini ada meeting yang cukup penting. "Siap-siap ikut saya pergi meeting" suruh ivano.
Kinara mengangguk ia langsung naik kelantai atas berlari cepat ke kamar mandi, memuntahkan makanan yang sedari tadi ia tahan. "Hiks ibu tolong kinara bu" isak Kinara.
Bayangkan saja tadi malam Kinara disuruh makan-makanan yang cukup banyak untuk porsi makanan yang makan, terus pagi jam enam Kinara harus minum susu dan roti. Jam delapan pagi kinara harus makan nasi. Setiap harinya seperti itu entah apa alasan ivano menjadwal makanya dan jadwal sehari-harinya.
Puas menangis Kinara langsung keluar menganti pakainya dengan dress yang ternyata sudah disiapkan suaminya.
Ivano menatap mata Istirnya yang sembab. "Abis nangis?" Tanya ivano menghampiri Kinara yang duduk di kursi rias.
Kinara menggeleng pelan. "E-enggak, tadi aku kelilipan" jawab kinara bohong.
Ivano memegang kedua pundak kinara. "Di kamar ini dan di seluruh ruangan tidak ada debu, jadi mustahil kamu kelilipan" ucap ivano.
Kinara menatap ivano yang menatapnya lewat cermin. "A-aku kangen kedua orang tuaku makanya aku nangis"
Ivano mengelus rambut panjang kinara. "Cepat siap-siap saya tunggu di mobil, dan ingat jangan menggunakan make-up sedikitpun saya tidak suka" ucap ivano mencium singkat puncak kepala kinara.
"Aku tau kamu berusaha memisahkan aku dengan kedua orang tuaku" lirih kinara tahu jawaban yang akan diucapkan ivano, setiap dirinya membahas kedua orangtuanya pasti ivano mengalihkan pembicaraan.
***
Mereka sampai di restoran terbesar dan mewah di kota Jakarta, ivano menarik pinggang kinara posesif padahal kinara sudah memakai masker dan kecemata hitam namun tetap banyak pria yang berdecak kagum.
Mereka duduk di ruang VVIP yang sudah mereka pesan. "Siang" sapa ivano mengajak berjabat tangan dengan rekan kerjanya.
"Siang tuan ivano Febrian ariggo" sapa balik mereka. Menoleh menatap kinara yang duduk di belakang tubuh ivano. "Pacar atau ist------"
"Istri" potong ivano.
Mengangguk paham mereka langsung memulai meeting hingga tiga jam lamanya, setelah selesai ivano langsung menarik istrinya pergi dari sana.
"Mau beli apa?" Tanya ivano.
Kinara Menatap sekeliling. "Mau beli boneka boleh?" Tanya kinara.
Ivano mengangguk pelan membawa kinara ke toko boneka. "Beli sepuas mu tidak usah melihat harga" ucap ivano menyenderkan kepalanya di rak boneka menatap kinara.
Kinara langsung melihat-lihat boneka yang sangat banyak dan bagus-bagus menurutnya, matanya tidak sengaja melihat boneka yang dulu pernah ia punya namun dihancurkan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...