Ivano dan kinara ada di rumah kedua orangtuanya ivano mereka mengobrol banyak hal, lebih tepatnya hanya ivano dan kedua orangtuanya yang mengobrol sedangkan dirinya hanya diam. Tidak diperbolehkan bicara jika tidak penting amat, sangat tidak masuk akal bagi kinara hidupnya penuh aturan dari ivano.
Ivano menoleh menatap istrinya yang terlihat bosan. "Mau makan apa? saya pesankan" tanya ivano.
"Enggak usah, aku cuma mau ketemu kedua orang tuaku sudah lama sek----"
"Kita istirahat dulu, mah, pah, vano sama kinara pamit ke kamar dulu" potong ivano menarik istrinya pergi dari sana.
"Mas-----"
"Bisa tidak kamu tidak usah minta ke rumah kedua orang tuamu terus? Saya tidak akan mengizinkan itu" kesal ivano.
"Apa salah seorang anak merindukan ibu dan ayahnya? mereka itu kedua orang tuaku mas mereka yang melahirkan aku, dan karena mereka kamu ketemu aku." teriak kinara
Kesal.Ivano pria itu hanya menampilkan wajah datarnya saja. "Sudah? Sudah teriak-teriak nih? Kalau sudah kita istirahat tubuh saya capek" tanya ivano Merebahkan tubuhnya di kasur.
Kinara mengacak-acak rambutnya kesal. "Dasar nyebelin" kesal kinara merebahkan tubuhnya di kasur samping ivano membelakangi ivano.
Ivano menoleh menatap punggung kinara menarik kinara kepelukannya. "Sayang kamu tau enggak kalau say-----"
"Diam! Aku ngantuk mau istirahat" potong kinara.
"Galak amat" bisik ivano.
"Bodoamat!" Kesal kinara menepis tangan ivano.
Ivano membelikan tubuh kinara agar menghadapnya menatap lekat kinara. "Saya tidak suka jawaban kamu seperti itu lagi, kalau sampai jawaban kamu seperti itu lagi saya akan menghukum kamu lebih berat lagi paham?" Tanya ivano serius.
"Aku capek aku mau tidur" ucap kinara mengalihkan pembicaraan.
"Kau----"
"Aku mau tidur dulu mas aku capek tolong ngerti" potong kinara memeluk erat ivano supaya suaminya tidak marah-marah kembali. "Marahnya dilanjut nanti aja" lirih kinara sebelum ia memejamkan matanya.
***
Makan malam yang hening kinara yang ogah-ogahan makan, sedangkan ivano terus menatapnya tajam supaya makan banyak membuat kinara muak dan ingin cepat-cepat selesai makan.
"Kinara kamu tidak ada niat ikut ceka rahim kamu?, usia pernikahan kamu sudah satu tahun tapi ko kamu belum hamil juga?" Tanya febri----mamah ivano.
"Mungkin mereka belum siap mah" jawab rico----papah ivano.
"Palingan yang belum siap si vano" imbah alvino.
Ivano tidak menjawab pria itu menarik piring yang berisi makanan kinara, menyuapi kinara dengan kesal. "Makan kamu harus makan yang banyak supaya badan kamu berisi" ucap ivano.
Alvino menatap kinara yang terlihat tertekan. "Jangan gitu van, kasihan istri lo" uvap alvino.
Ivano menoleh menatap abangnya. "Enggak usah ikut campur, mending lo cari istri biar enggak ganggu gue sama istri gue" kesal ivano.
"Dihh siapa juga yang ganggu lo sama kinara, gu-----"
BRAK
"BISA ENGGAK SIH LO JANGAN SEBUT NAMA ISTRI GUE? LANCANG, ENGGAK SOPAN" Marah ivano.
Kinara menarik suaminya kembali duduk. "Jangan emosi terus mas" ucap kinara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...