Tidak terasa usia kandungan kinara sudah memasuki usia sembilan bulan yang berarti tinggal menghitung hari kinara melahirkan, ivano pria itu semakin posesif terhadap kinara. Ia tidak mau kinara Kenapa-kenapa, Sebenarnya ivano kasihan melihat kinara yang terlihat kesusahan berjalan.
Seperti sekarang Ini mereka akan menghadiri pesta teman ivano yang akan dilaksanakan di hotel, yang cukup lumayan jauh dari rumah mereka. Sebenarnya ivano tidak ingin mengajak istrinya tapi karena seluruh karyawan dirumahnya sedang diliburkan. Mau tidak mau ivano mengajak istrinya, bukan hanya mereka berdua tapi keluarganya pun ikut.
Ivano melirik kinara yang sedang main ponselnya. "Sayang nanti kamu jangan jauh-jauh dari saya" Ucap ivano.
"Iya mas" Jawab kinara malas.
Setelah beberapa jam mereka sampai di hotel yang ramai, ivano langsung turun dan membukakan pintu untuk istrinya. "Hati-hati" Kesal ivano melihat Kinara yang turun terburu-buru.
"Iya maaf" Ucap kinara menatap sekeliling yang ramai. Kinara menatap penampilannya yang jauh beda dari mereka. "Mas" Panggil kinara.
"Apa?" Tanya ivano sambil merapikan rambut kinara.
"Mereka pakaiannya seksi-seksi, badannya bagus, lah aku gini" Cicit kinara malu dengan pakaiannya sendiri.
Ivano tersenyum tipis. "Kita menghadiri acara pesta bukan adu autfit, lagian kamu cantik ko, tentunya cantik dimata saya kalau cantik dimata pria lain sepertinya tidak" Ucap ivano.
"Ish, apaan sih" Sinis kinara.
"Ayok masuk" Ajak rico dan febri menghampiri mereka berdua.
Mereka langsung masuk kedalam beriringan, mencari kursi yang kosong. Ivano menatap pria-pria yang menatap istrinya dengan tatapan kagum. Padahal kinara sedang hamil dan perutnya besar masih saja ada pria yang menatap kinara dengan tatapan haus seperti itu.
"Kinara, kita makan yuk" Ajak sela menatap kinara.
Kinara mengangguk. "Ayok, sepertinya makanan di sini enak-enak"
"Sayang, biar say-----"
"Enggak usah mas, aku sama sela ko janji enggak macam-macam" Potong Kinara.
Ivano menatap sela datar. "Jagain istri saya, kalau sampai dia Kenapa-kenapa nyawa lo jadi taruhannya" Ancam ivano.
Sela tidak menjawab ia langsung menarik pelan tangan kinara pergi dari sana, mereka menatap makanan yang sangat lezat menurutnya. "Mau makan apa? Biar aku ambilkan" Tanya sela.
"Eh enggak usah aku aja" Tolak kinara. Ia langsung mengambil piring memilih makanan yang ia mau, baru saja mengambil centong nasi tiba-tiba tangannya dipegang seseorang. "Eh" kaget kinara menepis tangan itu.
Menoleh menatap pria yang sangat ia kenal, wajah yang diam-diam ia rindukan selama ini. Senyum tipis yang ia rindukan selama ini. "A-adi" Cicit kinara menutup mulutnya kaget.
Adi langsung menarik tangan kinara keluar dari kerumunan, menatap kinara yang masih syok melihatnya. "Kamu janji sama gue kalau kamu akan kabur dari pria itu, tapi kenapa kamu tidak pernah sedikitpun berusaha lepas dari dia?" Tanya adi menatap kecewa kinara.
Kinara menatap wajah adi lekat. "Tidak gampang lepas dari dia, aku sudah berusaha tapi dia selalu menggagalkan rencana aku. Tol-----"
"Jawab jujur kamu cinta atau tidak sama dia?" Tanya adi.
Kinara diam beberapa detik sebelum ia mengangguk pelan. "A-aku cinta sama dia. T-tapi hanya sedikit cinta aku sama kamu lebih besar, aku cinta sama dia saat dia berbuat baik saja. Jika fia kembali jahat dan kasar aku membencinya" Jawab kinara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...