Ivano merebahkan kepalanya di paha kinara yang asyik main ponslenya, ivano tidak masalah kinara main ponslenya asalkan bukan ponsel milik kinara sendiri.
Ivano mengelus perut kinara ia cukup terkejut merasakan perut kinara yang membuncit. Mendongak menatap kinara yang terkekeh kecil. "Lihat apa kamu?" Tanya ivano curiga.
"Lihat video bayi" Jawab kinara menunjukkan layar ponsel yang memperlihatkan video bayi yang sedang tertawa. "Lucu kan?" Tanya kinara.
Ivano melirik layar ponselnya. "Biasa aja malah enggak lucu sama sekali" Jawab ivano.
Kinara menatap ivano kesal. "Terserah deh, tapi menurut aku lucu" Sinis kinara.
Ivano melipat kedua tangannya di dada menatap langit-langit kamar. "Saya setuju, memiliki anak asalkan setelah kamu melahirkan. Anak itu kita berikan pada mamah"
Mata kinara melotot sempurna. "M-maksudnya?" Tanya kinara.
"Saya tidak mau di rumah ini termasuk kamar ini ada suara tangisan bayi, saya tidak suka" Jawab ivano.
Kinara mendorong kepala ivano menatap ivano dengan tatapan yang sulit diartikan. "Mas, anak in----"
"Daripada anak dikandungan kamu mati" Potong ivano santai.
"INI ANAK KAMU BUKAN ANAK PRIA LAIN, INI DARAH DAGING KAMU MAS. KALAU KAMU ENGGAK MAU AKU HAMIL JANGAN SENTUH AKU LEBIH" Marah kinara tidak terima.
Ivano dengan santai menyenderkan tubuhnya ke sandaran kasur. "Saya lupa kasih kamu obat" Ucap ivano.
Kinara menghapus air matanya kasar. "Yasudah kalau gitu ceraikan aku aja, tidak masalah aku hamil dan punya anak tanpa sua-----"
PLAK
PLAK"JAGA UCAPAN KAMU KINARA LEONARA, SAYA TIDAK AKAN MENCERAIKAN KAMU APAPUN ALASANNYA. SAYA TIDAK AKAN MELAKUKAN ITU." Bentak ivano mencengkeram pipi kinara.
Kinara semakin menangis ia berusaha melepaskan cengkraman ivano yang semakin erat. "L-lepas m-mas" Lirih kinara.
"Jangan pernah meminta saya untuk menceritakan kamu lagi paham?" Tanya ivano.
Kinara mengangguk air matanya mengalir deras. "I-iya" Jawab kinara.
Ivano melepaskan cengkeramannya berpindah ke perut kinara yang sedikit buncit, kina reflek kaget ia mundur namun ivano menahannya. "Jangan gerak kalau kamu tidak mau janin ini hilang di perutmu" Ucap ivano.
Kinara mengangguk ia diam menatap ivano lekat, berusaha berjaga-jaga. "Ya tuhan tolong selamatkan janin ini" Batin kinara.
Ivano turun dari kasur, menyibak baju kinara memperlihatkan perut buncit kinara. "Saya tau kamu anak saya, tapi saya tidak sudi istri saya hamil. Saya tidak mau kau hadir hanya untuk membuat istri saya repot, dan kecapekan. Saya tidak akan memaksa kamu keluar dari perut istri saya dengan syarat kamu harus pergi dari rumah ini setelah kamu lahir" Ucap ivano mengelus pelan perut kinara. Ada perasaan beda dalam dirinya.
***
Ivano ke klub malam bersama teman-temannya, sudah lama tidak kumpul bersama. Selagi kinara masih tidur ia tidak perlu khawatir lagi, tentunya ia tidak lupa memantau Kinara lewat CCTV kamar.
"Istri gue hamil" Ucap baron sambil meneguk alkohol.
Ivano dan teman-temannya menoleh menatap baron. "Hamil?" Kaget mereka.
Baron mengangguk. "Setelah sekian lama gue nunggu istri gue hamil dan syukurnya istri gue hamil" Ucap baron tersenyum lebar.
"Selamat broo" Ucap mereka ikut bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...