Karena belva dibawa orangtuanya ivano, Kinara jadi kesepian seperti ini. Biasanya ada Belva yang menemaninya, sekarang ini kinara sedang menemani suaminya makan malam. Ia lebih dulu makan atas permintaan suaminya sendiri.
"Sayang." Panggil ivano.
"Hmm?." Gumam kinara, sambil menuangkan air minum untuk ivano.
Ivano lebih dulu meneguk air minumnya, menatap kinara lekat. "Mau temenin saya ke acara ulang tahun anak rekan kerja saya?." Tanya ivano.
Kinara menoleh mengusap sudut bibir ivano, yang basah karena air minum. "Emangnya boleh?." Tanya kinara.
Ivano mengangguk. "Boleh, tapi. Acaranya di klub jadi kamu jangan sentuh makanan apapun." Jawab ivano.
Kinara mengangguk paham. "Yaudah, ayo kita siap-siap." Ajak kinara antusias.
Kapan lagi ia bisa keluar rumah seperti ini, sudah lama ia tidak menghirup udara segar dari luar. Mereka langsung berganti pakaian, tentunya pakaian yang dikenakan kinara pasti dipilihkan ivano.
Sebenarnya ivano malas datang ke acara yang tidak penting seperti ini, demi membuat istrinya senang dan tanda terimakasih ivano. Mereka langsung keluar menuju mobil ivano.
"Sayang." Panggil ivano.
Kinara menoleh menatap suaminya. "Iya?." Kinara membenarkan sedikit rambut ivano yang sedikit berantakan.
"Janji jangan jauh-jauh."
"Iya, mas. Lagian aku juga takut ditempat seperti itu. Pasti gelap, kan?." Tanya Kinara.
"Bagus kalau kamu paham." Ucap ivano, kembali fokus mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
Tidak lama mereka sampai ditempat acara dilangsungkan, ivano tutun lebih dulu. Membukakan pintu untuk istrinya, merangkul pinggang Kinara posesif. Ada banyak orang yang menatap mereka dengan tatapan iri.
"Sayang." Bisik ivano.
"Hmm?." Gumam kinara, menoleh menatap ivano.
"Kalau mau minum bilang sama aku, soalnya disini kebanyakan alkohol semua."
Kinara mengangguk pelan, menatap sekeliling perempuan dan pria yang sedang bercumbu. "Mau kemana?." Tanya kinara, mengikuti ivano.
Ivano tidak menjawab ia membawa Kinara duduk di sofa, menatap Kinara yang bergidik melihat sekeliling. "Mau kaya gitu, hmm?." Tanya ivano, menggoda istrinya.
"Ish, apaan sih." Kesal, sekaligus malu Kinara.
Ivano menarik kepala kinara agar menghadapnya, menatap lekat wajah kinara di kegelapan. Tidak lupa suara musik yang menggema di seluruh ruangan.
"Apa?." Tanya Kinara, menatap ivano yang terus menatapnya.
"Cantik banget kamu." Bisik ivano.
Kinara tersenyum malu. "Kamu juga ganteng banget." Bisik kinara.
Ucapan kinara mampu membuat ivano salah tingkah, ivano menyentil pelan hidung kinara. "Bisa gombal sekarang kamu." Gemes ivano.
"Toilet dimana?." Tanya kinara.
"Mau ke toilet?." Tanya balik ivano.
Kinara mengangguk pelan.
"Ikut saya." Ivano menganggam tangan kinara menuju ke lorong yang gelap, melewati beberapa orang yang asyik dengan dunianya sendiri. Ivano memberhentikan langkahnya tepat didepan toilet. "Perlu saya mas-----"
"Enggak, mas disini aja." Potong kinara.
Ivano mengangguk ia langsung menyenderkan kepalanya di tembok, menunggu Kinara. "Hambar rasanya kesini tapi enggak minum alkohol." Gumam ivano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...