25. Sakit

884 53 2
                                    

Ivano Sudah siap dengan pakaian santainya, menggunakan celana pendek, kaos hitam polos, begitupun Kinara. Ia menggunakan dress selutut bunga-bunga, rambut diikat. Sangat simpel namun terlihat sangat cantik.

Belva menggunakan dress yang sangat cantik ditubuh mungilnya, dress pilihan ivano sendiri. Entahlah tiba-tiba ivano ingin melihat belva menggunakan dress pilihannya.

"Janji jangan lama-lama, ya." Ucap ivano. Sambil mengendong belva dari kasur.

"Iya mas, aku cuma kangen ibu sama bapak aku doang." Jawab kinara, sambil memasukkan peralatan belva.

"Babaabbab." Beo belva, menepuk-nepuk dada ivano menggunakan tangan mungilnya.

Ivano menunduk menatap belva. "Apa?" Tanya ivano dingin.

"Dia pengen dicium." Celetuk kinara, tanpa menatap ivano yang memutar bola matanya malas.

"Caper, atau jangan-jangan kamu dulu caper. Kan?." Tanya ivano, menatap tajam Kinara yang langsung menggeleng cepat.

"Eh, apaan sih mas. Udah ayo kita berangkat." Kinara menarik ivano keluar kamar, sebelum perang dimulai.

Selama diperjalanan ivano terus diam, cemberut. Ia kesal membayangkan kinara yang caper pada pria lain, terlihat jelas dari belva yang sangat caper pada laki-laki termasuk dirinya.

Menyadari suaminya kesal tangan kanan kinara mengelus rahang ivano. "Aku enggak caper ko, kata ibu aku dulu aku introvert banget." Ucap Kinara lembut.

"Ck! Bohong." Ivano menepis tangan kinara. "Kelihatan banget dari belva, kalau kamu dulu caper, sama kaya belva." Sinis ivano.

Kinara hanya geleng-geleng kepala, ia bingung harus Menjelaskan apa lagi. "Terserah kamu, mas." Pasrah kinara.

***

Ivano menatap istrinya yang sedang bermanja-manja dengan ibunya, sebenarnya ivano tidak suka istrinya terlalu akrab dengan ibu kandungnya sendiri. Ia tidak suka kinara akrab dengan orang lain, kecuali dirinya.

Ivano beranjak dari kursi menuju kamar, langkahnya berhenti mendengar suara kinara yang memberhentikannya.

"Mas." Panggil kinara, menghampiri ivano.

Ivano menoleh menatap kinara dengan tatapan dingin. "Apa?." Tanya Ivano.

"Masih marah?." Tanya kinara.

Ivano tidak menjawab, ia masuk kedalam kamar kinara. Merebahkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamar Kinara. Yang sangat sederhana, tidak seperti langit-langit kamarnya. "Kalaupun saya marah sama kamu, apa kamu akan menuruti kemauan saya?." Tanya balik ivano.

Kinara diam beberapa detik sebelum ia duduk disamping ivano. "A-aku minta ma-maaf." Cicit kinara.

Ivano mendongak menatap kinara. "Untuk apa?." Tanya ivano heran.

"Untuk semuanya." Jawab kinara, ia memeluk ivano dari samping. "Mas---"

Ivano menarik Kinara ke atas tubuhnya, menatap lekat wajah kaget kinara. "Jangan tinggalin saya, Kinara." Bisik ivano.

"Jangan tinggalin saya, kinara." Bisik adi.

Ingatan Kinara kembali ke pertemuan yang tidak disengaja itu, Kinara memejamkan matanya. "A-aku tidak akan meninggalkanmu." Lirih kinara, tersenyum tipis.

Husband devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang