Udah lama enggak upp di cerita ini hehe☺️
***
memeluk erat kinara yang masih tidur pulas, tadi malam mereka bergadang menjaga anak mereka yang rewel. Sebenarnya ivano kesal dengan anaknya yang cengeng, dan manja. Namun sebisa mungkin ia tidak memperlihatkan ketidak sukanya didepan kinara.
Ivano mencium pipi kinara gemes. "Cantik banget sih kamu." Puji ivano.
"OEK-OEK-OEK."
Ivano melirik anaknya yang menangis kencang. "Bisanya nangis doang." Geram ivano beranjak dari kasur, tidak mau tidur kinara terganggu gara-gara suara tangisan anaknya.
Ivano membawa belva ke ruang tengah, ia merebahkan belva ke karpet bulu. Menatap belva yang malah menatapnya polos. "Kamu itu perusak kemesraan saya, mending kamu tidur aja." Ucap ivano kesal.
"Wheheeh." Kekeh belva tertawa khas bayi.
Ivano melotot sempurna ini pertama kalinya ia sedang marah, tapi malah ditertawakan seperti ini. "Heh, saya lagi marah, kesal sama kamu kenapa kamu malah ketawa?." Tanya ivano keheranan.
"OEK-OEK-OEK."
Ivano melotot sempurna. "Lah saya nanya lho kenapa kamu nangis, cengeng banget." Kesal ivano kembali mengendong belva ke pelukannya.
Ivano berjalan sambil mengendong belva ke dapur, untuk membuatkan susu. Mungkin haus, pikirnya. Walaupun pertama kali ia mengendong bayi, dan membuat susu secepat berbarengan ivano tetap bisa.
Setelah selesai membuat susu untuk belva ivano kembali ke ruang tengah, Merebahkan tubuhnya dan tubuh belva ke karpet bulu. Rasa kantuk mulai menghantui Matanya.
"Tidur, ya. Saya kantuk banget." Ucap ivano mengelus pipi belva yang tidur pulas.
Mereka berdua sama-sama tidur pulas, ivano memeluk tubuh kecil belva agar belva tidak bergerak kemana-mana yang nantinya mengakibatkan jatuh. Walhasil istri tercintanya ngamuk, atau bahkan menceraikannya detik itu juga.
***
Kinara membuka matanya saat sinar matahari menerobos masuk kedalam kamarnya, menoleh menatap ke samping kasurnya yang kosong. "Mas." Panggil ivano.
Hening.
Tidak ada sahutan dari si pemilik nama, kinara menoleh menatap tempat tidur box bayi belva yang kosong. Matanya langsung membulat sempurna. "B-belva." Kaget Kinara.
Jantungnya berdegup kencang tubuhnya bergetar, ia takut ivano melakukan sesuatu pada belva. Secara ivano tidak menyukai belva. Anak kandungnya sendiri. "B-BELVA, MAS VANO." Teriak kinara ia berlari keluar kamar. Air matanya mengalir deras ia takut ivano mencelakai belva.
"Eh non cari si----"
"Mas vano mana mbok?, Dimana dia?." Tanya kinara menatap pelayan yang berpapasan dengan kinara.
"Tuan lagi di taman belakang sam---eh non jangan lari-lari." Teriak pelayan menatap kinara yang berlari tergesa-gesa menuju taman.
Sekuat tenaga kinara menahan perutnya yang masih sakit, ia menatap ivano yang sedang duduk di kursi taman. "MAS VANO." Teriak kinara.
Ivano yang dipanggil menoleh menatap istrinya yang berlari menghampirinya. "Sayang jangan lari-lari." Teriak ivano khawatir.
"Mas mana belva?, mana anak aku?." Tanya kinara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband devil
Teen Fictionbanyak perempuan yang mengatakan berdekatan dengan suami kenyamanan yang sempurna, tapi tidak dengan kinara yang setiap harinya harus dekat dengan suaminya yang menurutnya tidak ada rasa nyaman sedikitpun malahan sebaliknya. pokonya baca aja aku bin...