30. Hamil

548 40 1
                                    

Kinara melirik ivano yang sedang menyuapi makan belva, anehnya belva tidak mau jauh-jauh dari ivano. Bahkan anak kecil itu menangis tersedu-sedu, karena. Ivano pergi ke toilet untuk buang air kecil.

Sesekali ivano melirik kinara yang masih belum memaafkannya. Padahal, ia sudah meminta maaf berkali-kali, dan akan berubah jadi suami dan ayah yang baik untuk mereka berdua.

"Aaaaa, dikit lagi." Ivano tersenyum tipis, melihat mangkok bubur Sudah habis.

"Belva, sini sama mama." Kinara merentangkan kedua tangannya.

Belva menggeleng cepat, ia memeluk leher ivano. "No!." Tolak belva, dengan suara cadelnya.

Kinara duduk di kursi, menatap mereka berdua kesal. "Kalau kamu maunya sama papa kamu terus gini, gunanya mama disini apa dong?."

Ivano menatap kinara yang kesal. "Udah jangan kesal gitu, maklum masih bayi."

"Sejak kapan kamu bisa memaklumi orang?." Sinis kinara.

Ivano tidak menjawab ia mengayun-ayunkan pelan tubuh kecil belva. Agar segera tidur siang. "Maafin papa ya, papa janji akan jadi papa yang baik dan selalu ada buat kamu. Dan jadi suami yang baik juga untuk mama kamu, kinara. Bantu papa berubah ya, nak." Lirih ivano.

Kinara mendongak menatap ivano, sebenarnya ia sedikit tersentuh dengan ucapan ivano barusan. Tapi, rasa kecewanya lebih besar. Ivano selalu berkata ingin berubah, tapi. Kenyataannya ivano terus ingkar.

Tiba-tiba perut kinara mual, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Ko mual, h-huek."

Ivano menoleh menatap khawatir kinara. "Sayang, kamu sakit?." Tanya ivano khawatir.

Kinara tidak menjawab ia langsung berlari masuk toilet, memuntahkan cairan bening di wastafel. Pusing, mual, jadi satu.

Ivano menidurkan belva di kasur, ia berjalan menuju toilet menghampiri kinara yang mual-mual. "Sayang, kita periksa aja yu." Ajak ivano, sambil memijit tengkuk kinara.

Kinara tidak menjawab ia membasuh wajahnya dengan air, rasa pusingnya bertambah. Ditambah perutnya yang mual. Menoleh menatap ivano yang terlihat khawatir, tiba-tiba pandangnya blur. "M-mas----"

BRUK.

"KINARA."

***

Ivano menatap kinara yang baru sadar san syok mendengar kabar yang sangat tidak mereka duga, antara sedih, dan senang menjadi satu. Ivano meraup wajahnya berkali-kali untuk menghilangkan rasa kekhawatirannya. Entahlah ia sangat takut akan terjadi sesuatu pada kinara.

"M-mas aku beneran h-hamil?." Tanya kinara kesekian kalinya.

Ivano mengangguk pelan. "Ya, usia kandungan kamu baru dua Minggu." Jawab ivano lirih.

Reflek kinara memegang perutnya yang masih rata. "D-dua minggu." Cicit kinara.

Ivano menatap kinara dengan wajah yang sangat sulit diartikan. "Kamu minum pil KB yang aku kasih, kan?." Tanya ivano hati-hati.

Kinara mengangguk. "I-iya, aku minum ko." Jawab kinara jujur, ia juga heran kenapa dirinya bisa hamil. Padahal, ia rutin meminum obat yang diberikan ivano.

Dokter masuk kedalam, tidak sengaja mendengar percakapan mereka berdua. "Memang sering terjadi seperti itu, mas, mbak. Itu hendak tuhan, tidak usah khawatir. Usia kandungan mbak kinara baik-baik saja." Jelas dokter, sambil mengecek infusan kinara.

Husband devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang